TEMPO Interaktif, Bandung - Sekolah Menengah Atas Kristen (SMAK) Dago, Bandung, hari ini meliburkan puluhan siswanya setelah tawuran dua kelompok massa kemarin di sekolah itu. Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandung Oji Mahroji mengizinkan keputusan libur itu selama sepekan. “Selanjutnya Dinas Pendidikan akan ambil sikap kalau siswa tidak bisa terus belajar,” ujarnya saat ditemui di kantornya, Selasa, 19 Juli 2011.
Menurut Oji, sejauh ini masih ada dua pilihan untuk melanjutkan proses belajar-mengajar di SMAK Dago. Jika siswa dan guru masih merasa aman dan nyaman bersekolah, mereka bisa tetap belajar di sana. Sebaliknya, siswa akan dipindahkan jika merasa terancam. “Campur tangan Dinas hanya bagaimana menyelematkan pembelajaran siswa. Jangan sampai mereka tidak belajar,” ujarnya.
SMAK Dago dulu sempat menjadi sekolah favorit di Bandung. Kini, jumlah siswanya susut, hanya sekitar 40 orang dengan belasan guru. Senin sore kemarin, dua kelompok massa baku hantam terkait sengketa tanah sekolah yang diperebutkan Yayasan pengelola SMAK Dago dan massa Perkumpulan Lyceum Kristen. Kejadian itu membuat Jalan Dago ditutup,
Oji meminta kedua belah pihak melakukan musyawarah untuk menyelesaikan sengketa tersebut. “Supaya jangan jadi beban psiklogis siswa dan warga di sekitarnya,” kata dia.
Dinas Pendidikan Kota Bandung juga telah meminta agar pengelola SMAN 1 Bandung yang bersebelahan dengan SMAK Dago untuk memulangkan seluruh muridnya segera jika tawuran kembali pecah. Sejauh ini, ujar dia, tidak ada laporan korban dari kalangan siswa di sekitar sekolah itu, begitu pula dengan kerusakan aset negara.
ANWAR SISWADI