TEMPO Interaktif, Palopo --Sejumlah peternak di Kota Palopo menolak memusnahkan ternak unggasnya yang positif terinfeksi flu burung. Kemarin, Dinas Pertanian dan Peternakan Palopo menemukan sedikitnya 194 ekor ayam yang tersebar di enam kecamatan positif terinfeksi.
Thahir Idris, warga kelurahan Penggoli, kecamatan Wara Utara, Palopo menolak memusnahkan ayam peliharaannya meski sebagian ayamnya mati mendadak dalam kandang. Kepala Seksi Kesehatan Hewan dan Kesehatan Veteriner Dinas Pertanian dan Peternakan Kota Palopo, Sriyanti Haruni mengatakan ayam tersebut positif flu burung karena ayam tersebut tiba-tiba mati, "Bukan hanya milik Thahir, tetapi beberapa ayam tetangganya juga mati," kata Sriyanti, siang tadi.
Meski sudah 15 ekor dari 60 ekor ayam peliharaannya yang mati, Thahir menolak memusnahkan ayam gaga miliknya. Karena ayam tersebut dibeli dengan harga yang cukup mahal yakni Rp 6 juta per ekor, jika dimusnahkan akan mengalami kerugian yang cukup besar. "Belum tentu semua ayam ini terjangkit flu burung," kata Thahir. Apalagi dia telah menyemprotkan disinfektan dan kondisi ayamnya sehat-sehat.
"Sebagian pemilik dan peternak ayam rela memusnahkan, tapi sebagian lagi menolak karena tak mau rugi," tambah Sriyanti. Pihaknya tak bisa berbuat apa-apa jika warga menolak, karena pemerintah tak menyediakan dana kompensasi. Untuk mencegah penularan meluas, petugas meminta warga untuk mengandangkan unggasnya.
Di wilayah Luwu Raya, baru Palopo yang ditemukan unggas positif flu burung. Sementara Luwu, Luwu Utara dan Luwu Timur belum ada laporan kasus ayam yang mati mendadak. Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Luwu, Andi Pangerang, mengatakan pihaknya sudah mengantisipasi dengan menggelar razia unggas di wilayah perbatasan, pos ekonomi Batu Lappa, Larompong. Kandang milik peternak juga sudah disemprot disinfektan guna mencegah penyebaran virus tersebut.
Saat ini tercatat sudah 11 kabupaten/kota di Sulawesi Selatan yang terjangkit flu burung yakni Sidenreng Rappang, Parepare, Gowa, Enrekang, Bantaeng, Takalar, Makassar, Palopo, Pinrang, Maros dan Palopo.
MUHAMMAD ADNAN HUSAIN