TEMPO Interaktif, Jakarta - Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla, mengaku sebagai orang yang kejam menghukum anak buahnya dalam urusan uang bermasalah. Kalla mengaku, ketika menjadi Ketua Umum Partai Golkar, dia tak segan-segan memecat kadernya yang terindikasi melakukan kesalahan.
Pernyataan tentang sosoknya yang keji dalam menegakkan disiplin anak buanynya itu disampaikannya ketika ditanya soal Muhammad Nazaruddin, bekas Bendahara Umum Partai Demokrat yang kini jadi buron Komisi Pemberantasan Korupsi.
"Saya lebih keji, semua saya pecat yang bermasalah," kata Jusuf Kalla seusai diskusi di Sekolah Pascasarjana Universitas Paramadina, Kamis, 21 Juli 2011. "Tanya di Golkar, saya tidak ceroboh, baru terindikasi bermasalah, semua langsung saya berhentikan."
Namun, ia tak mau terang-terangan menyarankan Partai Demokrat mengambil langkah serupa. "Saya tidak katakan Demokrat, tapi semua partai kalau ada kadernya yang bermasalah harus dipecat." kata Kalla. "Semua organisasi, semua partai harus seperti itu."
Jusuf Kalla juga enggan menilai apakah lambatnya penangkapan terhadap Nazaruddin adalah bukti pemerintah tak punya kemauan politik menuntaskan sengkarut dugaan korupsi itu. "Saya tidak ingin katakan (tidak ada kemauan politik), tapi buktinya tidak bisa ditangkap. (Kasus) pasti berlarut-larut kalau dia tidak ditangkap," kata Kalla.
Terkait wawancara lewat telepon Nazaruddin dengan salah satu televisi swasta, ia berpendapat seharusnya penegak hukum bisa melacak keberadaan tersangka korupsi wisma atlet itu saat telepon tersambung.
BUNGA MANGGIASIH