TEMPO Interaktif, Gorontalo - Habitat burung endemik Sulawesi, Maleo (Macrocephalon maleo), di cagar alam Panua di Desa Maleo, Kecamatan Paguat, Kabupaten Pohuwato, Gorontalo, kini menjadi tempat gembala sapi milik warga. Akibatnya, populasi burung Maleo semakin terancam.
Tatang Abdulah, jagawana di cagar alam Panua mengungkapkan bahwa sapi-sapi milik warga itu mencari makan di tempat Maleo bertelur yang lokasinya tidak jauh dari bibir pantai. Padahal, luas tempat Maleo bertelur itu menyusut drastis dari puluhan ribu hektare, kini hanya tersisa lima hektare. "Kami tidak bisa berbuat banyak. Sapi-sapi milik warga itu masih suka masuk ke lokasi bertelurnya Maleo," ujar Tatang, Kamis, 21 Juli 2011.
Selain itu, warga juga masih sering masuk ke wilayah cagar alam Panua, yang menjadi tempat bertelurnya Maleo. Pasalnya, tidak jauh dari lokasi itu, terdapat sumur yang memiliki air tawar dan sering dikonsumsi warga. "Sebelumnya, ancaman terbesar populasi Maleo itu akibat perburuan liar. Tapi, sekarang hewan ternak warga seperti sapi juga ikut membantu ancaman kepunahan Maleo," ujarnya.
Tatang mengungkapkan bahwa warga di sana juga masih banyak yang berburu telur Maleo untuk dijual. Bahkan, ada warga yang masih percaya bahwa telur Maleo dapat menyembuhkan penyakit yang diderita manusia. "Tapi, untuk menelusuri bisnis telur Maleo ini sangat sulit," kata Tatang.
Abu Kasim Daurima, jagawana lainnya di cagar alam Panua, menambahkan, saat ini di kawasan itu hanya bisa dijumpai dua atau tiga pasang burung Maleo. Apalagi kini sudah tidak dilakukan lagi penangkaran burung Maleo karena keterbatasan biaya. "Dulu sempat ada penangkaran Maleo di sini dan bisa dijumpai banyak Maleo, tapi sekarang sudah tidak ada lagi," ujarnya.
Menurut Abu, cagar alam Panua yang memiliki luas 45.575 hektare itu dulunya merupakan habitat terbesar burung Maleo di Sulawesi. "Itu bisa dibuktikan dari nama Panua, yang diambil dari bahasa Gorontalo, yang artinya adalah Maleo," ujarnya. Namun, saat ini burung tersebut semakin langka dan jarang bisa dilihat.
CHRISTOPEL PAINO