TEMPO Interaktif, Jakarta - Pemerintah Tangerang Selatan memperketat distribusi daging di wilayah itu menjelang Ramadan hingga Lebaran nanti. Pengawasan ketat dilakukan dari pemantauan berkala pada 13 rumah pemotongan hewan untuk mengantisipasi adanya daging hewan yang tak layak dikonsumsi seperti daging gelonggongan.
Tingginya kebutuhan komoditas daging sepanjang bulan Ramadan hingga hari raya nanti bisa dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab untuk memanfaatkan kesempatan dengan menjual daging gelonggongan.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Tangerang Selatan, Mursan Sobari, mengatakan bahwa sebanyak 13 rumah pemotongan hewan akan terus dimonitor dan pengawasannya akan ditingkatkan. “Kita perketat pengawasannya,” katanya, Senin, 25 Juli 2011.
Ketiga belas rumah pemotongan hewan itu berada di tiga wilayah, yakni Kecamatan Ciputat, Ciputat Timur, dan Pamulang. Tempat-tempat tersebut biasa memotong hewas jenis sapi sebanyak 15 ekor per hari. ”Kami pastikan stok daging selama awal bulan Ramadan hingga Hari Raya Idul Fitri dapat mencukupi permintaan pasar,” kata Mursan.
Namun, kecukupan persediaan daging di pasaran juga belum tentu aman. Sebab, masih banyak praktek memasukkan air dari selang melalui mulut atau gelonggongan agar daging terlihat berat ketika ditimbang dan dijual ke konsumen. Cara seperti itu tentu saja merugikan konsumen daging lantaran memperoleh komoditas yang kurang takaran beratnya serta rawan mengandung penyakit. ”Untuk memberikan rasa aman, tim khusus kita terus keliling, kontrol ke semua rumah pemotongan hewan," kata Mursan.
JONIANSYAH