TEMPO Interaktif, Bekasi - Pemerintah Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, membentuk tim pengawas kualitas dan produk olahan berbahan dasar daging sapi. Tim tersebut tugasnya memastikan daging sapi dari luar tidak mengandung penyakit, seperti antraks.
"Tim sudah bekerja sampai menjelang Lebaran," kata Kepala Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kabupaten Bekasi, Agus Trihono, ketika dihubungi Tempo, Senin, 25 Juli 2011.
Daging sapi yang beredar di Kabupaten Bekasi, kata Agus, berasal dari Nusa Tenggara Barat, Bali, Jawa Timur, dan Jawa Tengah. Sebelum masuk Bekasi, daging sapi diperiksakan di cek poin atau tempat pemeriksaan kesehatan hewan di Cirebon.
Ketika masuk di Pasar Induk Bekasi, tim yang dibentuk Dinas Kesehatan melakukan pemeriksaan ulang. Pemeriksaan meliputi cek fisik dan surat-surat yang berisi keterangan asal muasal hewan. Apabila hewan berasal dari daerah yang pernah terkena wabah penyakit hewan, maka dilakukan pemeriksaan medis. "Kami ambil sampel darah dan diperiksa di Andini Holding di Cibitung," katanya.
Tim pengawas beranggotakan tujuh petugas dari Bidang Kesehatan Masyarakat Veteriner. Mereka, kata Agus, yang akan mencegah beredarnya daging tak layak konsumsi. Selain mengawasi penyebaran daging yang mengandung penyakit, tim itu juga mengawasi daging yang mengandung zat kimia, seperti bahan pengawet formalin.
"Kami tidak mau kecolongan oknum pedagang nakal yang memanfaatkan permintaan daging naik jelang bulan puasa," katanya.
Tim tersebut melakukan pengawasan dengan mendatangi pasar-pasar tradisional, mal atau pusat perbelanjaan, dan gudang-gudang penyimpanan daging olahan. Sasaran pengawasan, antara lain Mall Lippo Cikarang, Supermarket Naga Cibitung, Giant Mall Tambun, Plaza Metropolitan Tambun, Pasar Tambun, Pasar Cibitung, Pasar Cikarang, serta peternakan dan tempat pemotongan hewan di Kecamatan Cibitung, Kabupaten Bekasi.
Selain mengawasi kualitas daging, tim juga bertugas memantau pasokan dan harga daging yang biasanya mengalami kenaikan menjelang Lebaran.
Menurut Agus, harga daging menjelang bulan puasa terus meningkat. Saat ini, harga daging di Kabupaten Bekasi telah mencapai Rp 75 ribu per kilogram. "Kalau stok daging masih aman," katanya.
Kebutuhan konsumsi daging masyarakat Kabupaten Bekasi tertinggi di wilayah Jawa Barat, yaitu mencapai 11 ribu ekor per tahun. Sementara, jumlah penduduknya sekitar 2,3 juta jiwa.
HAMLUDDIN