TEMPO Interaktif, Jakarta - Manajemen Garuda Indonesia mengaku masih bingung dengan tuntutan Asosiasi Pilot Garuda yang berujung pada ancaman mogok terbang besok, Kamis, 28 Juli 2011. Menurut Direktur Operasi Garuda Indonesia Ari Sapari, hingga kini pihaknya belum mengetahui secara pasti apa sebenarnya keinginan para awak Garuda tersebut. "Apakah soal gaji atau pilot asing," katanya saat memberi keterangan pers di Bandara Soekarno Hatta, Rabu, 27 Juli 2011.
Menurut Ari, manajemen Garuda sama sekali tidak pernah berunding dengan pihak asosiasi pilot. Perundingan yang direncanakan Selasa kemarin antara manajemen Garuda dan Asosiasi Pilot Garuda dibatalkan secara sepihak oleh asosiasi. "Mereka walk out sebelum perundingan dimulai dan permintaannya tidak rasional," katanya.
Kalau soal besaran gaji antara pilot lokal dan pilot asing (pilot yang dikontrak Garuda dari luar negeri) berbeda sangat jauh hingga dua kali lipat gaji pilot asing, Ari menegaskan itu tidak benar. "Nonsens, itu mengada-ada dan tidak benar," katanya.
Menurutnya, diambilnya pilot asing adalah bagian dari kebijakan perusahaan yang memperkerjakan pilot kontrak itu untuk menerbangkan pesawat sesuai dengan kebutuhan penerbangan sambil menunggu pilot-pilot baru yang jam terbangnya masih minim mengikuti proses pelatihan. "Pilot asing atau kontrak bersifat sementara saja," katanya.
Karena dinilai membutuhkan peranan pilot asing tersebut, maka Garuda mulai merekrut penerbang asing sejak Oktober 2010 dan mulai melakukan sosialisasi pada Januari 2011. Saat ini Garuda mempekerjakan 43 pilot kontrak, 34 di antaranya pilot asing. "36 di antara 43 pilot kontrak itu akan berakhir masa kontraknya Oktober-November 2011 dan 7 pilot berakhir Februari 2012," kata Ari.
JONIANSYAH