TEMPO Interaktif, Bandung - Nandang Gawe, seniman lulusan Sekolah Tinggi Seni Indonesia Bandung, pada 2002 menggelar 100 lebih gambar (drawing) dalam pameran tunggalnya, "The Ugliness", yang berlangsung 21 Juli hingga 10 Agustus 2011 di Galeri Soemardja ITB, Bandung.
Semua gambar terbaru karya Nandang Gumelar Wahyudi, nama lengkap Nandang, itu digarap dengan warna hitam dan putih. "Ini bukan pameran retrospeksi, melainkan kontemplatif," kata seniman kelahiran Bandung berusia 41 tahun itu.
Istilah gambar "buruk" itu melekat padanya sejak tema karyanya di era 1990-an mengangkat teriakan-teriakan para aktivis jalanan dan akar rumput. Protes itu melahirkan gambar-gambar yang jauh dari konsep keindahan yang selama ini hadir lewat berbagai lukisan pemandangan alam ala Moi Indie atau figur-figur sempurna.
Beberapa karya lamanya yang mengangkat masalah sosial, politik, dan moral kembali dipamerkan, seperti "Lahan Kita Kian Sempit" (1995). Nandang menggambarkan dua sosok yang harus melipat tubuhnya agar bisa muat dalam ruangan sempit.
Tapi, kini Nandang sedikit mengubah "keburukan" itu. Dia tak lagi mengangkat narasi-narasi besar. "Temanya sekarang kehidupan dalam narasi kecil," katanya.
ANWAR SISWADI