TEMPO Interaktif, Surabaya - Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Jawa Timur tetap pada keputusannya, yakni mencabut medali emas Voni Noviana, atlet lari asal Kabupaten Jombang, karena diduga memalsukan jenis kelamin.
"Keputusan KONI tidak berubah, dia tetap kami beri sanksi profesional dengan mencabut medali emasnya," kata Wakil Ketua KONI Jawa Timur, Dhimam Abror Djuraid, di sela acara penutupan Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jawa Timur, di aula Kantor KONI Jawa Timur, Jumat, 29 Juli 2011.
Kasus Voni Novina terungkap pada pelaksanaan Porprov Jawa Timur yang berlangsung di Kediri, Minggu, 17 Juli 2011 lalu. Voni adalah atlet di cabang lari 400 meter nomor putri.
Dhimam meminta agar masalah tersebut tidak diperpanjang karena Voni saat ini dalam kondisi tertekan. Selain itu, kata Dhimam, keluarga Voni juga malu pada tetangga sekitarnya. "Sudahlah, jangan dibebani lagi dengan hukuman sosial lagi. Kasihan, dia masih muda," ujarnya.
Kejadian itu bermula saat Voni menyentuh garis finis paling depan dengan catatan waktu 61,67 detik. Sebagai atlet putri, catatan waktu itu dianggap mencengangkan oleh ofisial kontingen daerah lain. Mereka curiga Voni yang berperilaku tomboi itu sebenarnya laki-laki.
Karena diprotes kontingen lain, pengalungan medali emas terhadap Voni ditunda. Panitia kemudian mengundang dokter dari Rumah Sakit Umum dr. Soetomo Surabaya untuk memeriksa jenis kelamin Voni. Tapi, Voni malah menangis dan menolak untuk diperiksa. Alasannya, dia malu bila yang memeriksa dokter laki-laki. "Padahal, waktu itu panitia juga membawa dokter perempuan, tapi dia tetap bersikeras tidak bersedia diperiksa," tutur Dhimam.
Setelah diadakan pembicaraan antara panitia dan KONI Jawa Timur, akhirnya diputuskan secara resmi medali emas Voni dibatalkan. Menurut Dhimam, masalah itu sudah dianggap selesai. Apalagi Kontingen Jombang juga tidak memprotes meskipun medali emas Voni dibatalkan.
Dhimam mempersilakan bila Voni ingin kembali mengikuti kejuaraan atletik di tingkat daerah ataupun nasional. "Asal dia mengubah gendernya lebih dulu," ucap Dhimam.
KUKUH S. WIBOWO