TEMPO Interaktif, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) merilis total ekspor Indonesia mencapai US$ 98,64 miliar selama semester pertama tahun ini. Jumlah itu meningkat 36,02 persen ketimbang periode yang sama tahun lalu.
Kepala BPS Rusman Heriawan mengatakan sektor non-minyak dan gas (nonmigas) menyumbang US$ 79,061 miliar. "Sektor migas sebesar US$ 19,582 miliar," katanya, Senin, 1 Agustus 2011.
Kenaikan juga dilihat dari volume ekspor Juni lalu sebesar US$ 18,41 miliar. Jumlah itu naik 0,71 persen dibanding Mei sebelumnya dan naik 49,35 persen ketimbang Juni tahun lalu.
Kenaikan ekspor dipicu kenaikan ekspor migas sebesar 48,76 persen. Sedangkan sektor nonmigas naik 33,2 persen. Namun jika dibandingkan dengan ekspor Mei, ekspor minyak mentah dan gas menurun masing-masing 11,41 persen dan 14,26 persen. "Yang naik ekspor hasil minyak," kata Rusman.
Negara tujuan ekspor terbesar untuk sektor nonmigas pada Juni adalah Cina US$ 1,94 miliar, Jepang US$ 1,63 miliar, Uni Eropa (27 negara) sebesar US$ 1,87 miliar, dan Amerika Serikat US$ 1,34 miliar. Rusman menilai kenaikan ekspor nonmigas disumbang oleh ekspor batu bara dan crude palm oil.
Dengan data ini Rusman optimistis ekspor Indonesia akan mencapai US$ 200 miliar di akhir tahun. "Semester pertama saja sudah hampir tembus US$ 100 miliar," ujarnya. Kinerja ekspor semester kedua, menilik data dari tahun ke tahun, selalu lebih besar ketimbang semester pertama. "Jadi kami optimistis," katanya.
AKBAR TRI KURNIAWAN