TEMPO Interaktif, Jakarta - Tahun ini peringatan Hari Kemerdekaan RI yang ke-66 jatuh pada saat Ramadan. Meski begitu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memastikan Perayaan Kemerdekaan tetap diselenggarakan, namun disesuaikan dengan ibadah di bulan suci ini.
Misalnya, setelah memperingati Upacara Detik-detik Proklamasi Kemerdekaan yang biasanya dilanjutkan dengan acara santap siang bersama dengan para sesepuh dan pejuang kemerdekaan, veteran, akan digeser jamnya.
"Biasanya ada pula pawai budaya dilaksanakan siang dan sore hari, tentu ini dilakukan perubahan sedemikian rupa. Tampilan budaya tetap ada sesuai dengan situasi bulan suci Ramadan," kata Presiden SBY di kantor Presiden, Selasa, 2 Agustus 2011.
Sebelumnya, SBY menerima paparan persiapan acara peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Proklamasi Kemerdekaan RI ke-66 Tahun dari Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi.
SBY menambahkan, Hari Kemerdekaan RI selalu diperingati setiap tahun. Namun, bukan berarti kegiatan itu dianggap sebagai kegiatan rutin belaka. Rangkaian peringatan Hari Kemerdekaaan harus tetap dipersiapkan dengan sebaik-baiknya.
"Ada pepatah, bahasa menunjukkan bangsa. Dalam arti luas apa yang dilakukan oleh republik ini termasuk memperingati hari-hari bersejarahnya," kata SBY. "Menyelenggarakan kegiatan internasional dan sebagainya itu juga menjadi cerminan sejauh mana kita memiliki ketertiban dalam segi protokoler sekaligus tetap dengan tradisi dan budaya."
MUNAWWAROH