TEMPO Interaktif, Jakarta - Masih ingat pada kasus bobolnya layanan penyedia aplikasi game Sony PlayStation Network dan Qriocity pada April lalu? Sebanyak 77 juta data pengguna layanan tersebut dicuri peretas, termasuk akun kartu kredit mereka.
Cerita soal pembajakan juga pernah terjadi di Nintendo, Sega, Central Intelligence Agency (CIA), senat Amerika Serikat, dan banyak perusahaan ternama lainnya.
Inilah kekhawatiran terbesar bagi pengguna layanan komputasi awan. Data adalah harta yang tak ternilai. Di situ pulalah reputasi perusahaan dipertaruhkan.
Untuk menangkap pelaku pembobolan jaringan PlayStation Network, perusahaan asal Jepang itu sampai menyewa detektif cyber dari Guidance Software dan Data Fortune.
Akibat pembajakan tersebut Sony membekukan sejumlah layanan online game yang paling populer, seperti DC Universe, Star Wars Galaxies, dan Everquest. Selain dihujani kritik, saham Sony turun 4 persen sejak peristiwa tersebut.
Apple punya gaya sendiri untuk mengamankan sistem komputasinya di iCloud. Sebelum peretas menyerang, perusahaan asal California ini mempekerjakan tentara, dan David Rice sebagai Direktur Keamanan Global.
Rice dikenal sebagai konsultan keamanan lulusan US Naval Academy serta pernah bertugas mengamankan rahasia hasil pengintaian mata-mata National Security Agency Amerika Serikat dan cryptologist di US Navy.
“Permasalahan keamanan penyampaian dan penyimpanan data menjadi kekhawatiran pengguna untuk beralih ke komputasi awan,” kata Wakil Presiden International Data Corporation (IDC) Asia-Pacific Group, Avneesh Saxena.
Namun, menurut Saxena, hal ini bisa diatasi dengan memberikan lapisan pengamanan pada pusat data, sehingga hanya pengguna tertentu yang dapat mengakses server. Selain itu pengiriman data lewat Internet yang dienkripsi membuat informasi di dalamnya tak bisa dibuka oleh sembarang orang.
Selain soal keamanan, permasalahan regulasi menjadi tantangan pengembangan komputasi awan. Di Eropa perusahaan dilarang menyimpan data perusahaan dan pelanggan di pusat data yang terletak di benua lain.
ANTON WILLIAM