TEMPO Interaktif, Jakarta - Partai Persatuan Pembangunan menganggap kemunculan beberapa nama kandidat calon presiden terlalu prematur. Wakil Ketua PPP, Lukman Hakim Saefuddin, menyatakan kampanye yang terlalu panjang seperti ini bisa menyebabkan elite politik lupa pada tugas mensejahterakan rakyat.
"Lebih baik elite fokus memecahkan persoalan riil yang dihadapi masyarakat bawah. Pemilihan presiden masih jauh," kata Lukman saat ditemui wartawan di gedung DPR, Senin, 8 Agustus 2011.
Sejumlah nama disebutkan sebagai kandidat calon presiden. Golkar menggelontorkan lima nama kandidat potensial calon presiden seperti Akbar Tandjung, Jusuf Kalla, Fadel Muhammad, Agung Laksono dan Aburizal Bakrie. Muncul pula nama Sri Mulyani Indrawati dari partai politik yang baru saja mendaftar di Kementerian Hukum dan HAM yaitu Partai Serikat Rakyat Independen. PDI Perjuangan memastikan kader internal sebagai calon presiden. Partai Demokrat menyatakan tak mencalonkan kandidat dari klan Cikeas atau keluarga Susilo Bambang Yudhoyono.
Lukman meminta elite-elite partai politik menunda wacana pencalonan presiden. "Lebih baik wacana ini ditunda. Lebih baik konsen ke persoalan masyarakat," dia menuturkan. Meskipun demikian, PPP tengah memantau empat calon pada Pemilihan Presiden 2014.
Lukman menolak menyebutkan keempat calon presiden itu. "PPP sekarang sedang mengikuti empat calon yang kami ikuti terus rekam jejaknya, integritasnya, penguasaan terhadap persoalan bangsa. Kami ikuti terus, tapi bukan saatnya diwacanakan," ujarnya. Calon tersebut dari berbagai latar belakang dan tak hanya dari kalangan internal partai.
FEBRIYAN