TEMPO Interaktif, LAMPUNG - Ribuan truk kembali terjebak kemacetan di Pelabuhan Bakauheni, Lampung sejak Ahad 7 Agustus 2011. Hingga berita ini diturunkan, antrean kendaraan bahkan setengah kilometer dari pintu gerbang pelabuhan. “Kami tidak tahu apa sebabnya kemacetan kali ini. Sejak pagi tadi kami belum juga naik ke kapal untuk menyeberang ke Merak,” kata Aliun Sihotang, sopir truk asal Medan, Ahad 07 Agustus 2011 malam.
Para sopir truk yang terjebak kemacetan terlihat kelelahan. Sebagian mereka yang menjalankan puasa sampai tertidur di dalam kendaraan di bawah terik matahari. “Kemacetan seperti ini memang kerap terjadi setiap akhir pekan. Itu sangat aneh karena pengelola pelabuhan tidak pernah ada solusi untuk kemacetan,” ujarnya.
Petugas pelabuhan Bakauheni sepertinya menumpuk kendaraan truk berukuran besar di areal parkir dua dan tiga. Umumnya, mereka berasal dari luar lampung yang membawa aneka hasil bumi dan truk kosong yang hendak kembali ke Pulau Jawa. Permainan itu membuat para sopir protes dengan membunyikan klakson beramai-ramai dan memarkir kendaraan di jalur keluar dan masuk kendaraan ke kapal.
Sementara di areal parkir satu terlihat kosong. Sesekali truk dari luar pelabuhan bisa langsung nyelonong masuk ke mulut kapal yang sedang bongkar muat. Truk-truk itu mendapat pengawalan petugas atau calo jasa penyeberangan yang marak biasa mangkal di depan pintu gerbang pelabuhan.
Mereka yang bisa nyelonong seperti itu, kata Aliun, harus berani membayar uang tembak ratusan ribu ke calo dan petugas pelabuhan. Jalur-jalur cepat itu, dituding para sopir sudah menjadi penghasilan tambahan bagi petugas pelabuhan. “Kalau kami tidak mampu bayar. Antre sajalah tapi kalau sudah keterlaluan baru kami protes,” tegasnya.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, pihak pelabuhan akan melarang kendaraan jenis truk menyeberangi Selat Sunda mulai sepuluh hari sebelum lebaran hingga sepuluh hari setelahnya. Kendaraan yang diperbolehkan menyeberang adalah truk pengangkut sembako, bus penumpang, kendaraan pribadi dan sepeda motor. Jika tidak keburu, para sopir biasanya memarkir kendaraan di kantong-kantong parkir yang ada di sepanjang jalan lintas Sumatera hingga larangan menyeberang dicabut.
Sementara, Manajer Operasional PT Indonesia Ferry Cabang Bakauheni, Heru Purwanto saat dikonfirmasi mengaku sedang libur dan berada di luar kota. Dia berjanji akan memberikan konfirmasi hari Selasa atau Rabu nanti.
NUROCHMAN ARRAZIE