TEMPO Interaktif, Ontario - Arkeolog menemukan istana kuno dari tahun 900 sebelum Masehi di Sudan tengah. Temuan ini membantu mengisi sejarah yang hilang selama 1,5 milenium.
Penggalian itu mengungkap kota kuno Meroe, ibu kota kerajaan yang terpusat di Sungai Nil. Kota yang diperintah oleh dinasti raja yang mengatur teritori sepanjang 1.500 kilometer ini terbentang dari Mesir selatan hingga Karthoum selatan. Kerajaan ini berjaya 2000 tahun lampau dan membangun berbagai bangunan mewah seperti istana dan banyak piramida kecil.
Baru sebagian kecil bangunan yang bisa dibersihkan dari timbunan tanah. Dari celah ini arkeolog menghitung umur bangunan menggunakan penanggalan radioaktif. Tersembunyi di bawah istana tua itu bangunan tertua Kota Meroe yang diperkirakan sudah ada sejak sembilan abad sebelum Masehi atau satu abad lebih tua dari istana di atasnya.
Bersama bangunan itu ditemukan tulang-tulang hewan. Krzysztof Grzymski, kurator dari Museum Royal Ontario, Kanada, memperkirakan bagian tubuh ini berasal dari kambing dan biri-biri yang digembalakan. Hal itu menuntun pada kesimpulan bahwa peradaban tua ini bersifat setengah nomadik karena tak hanya menggantungkan hidup pada hasil pertanian, tapi juga hewan gembala.
Meski gembira atas temuan ini arkeolog belum bisa menjelaskan fungsi bangunan tua di bawah istana tersebut. Dugaan sementara, bangunan ini merupakan istana pendahulu atau bangunan administratif.
Selama 150 tahun terakhir arkeolog telah mengorek lapisan tanah kota tua ini dan menemukan banyak istana. Selama itu pula mereka dibuat kebingungan karena seolah-olah peradaban tersebut muncul begitu saja.
"Di Sudan tengah kami menemukan peradaban zaman batu berumur 3000 hingga 2500 sebelum Masehi. Setelah itu, tak ada bukti arkeologi sampai muncul kerajaan ini pada tahun 800 sebelum Masehi," kata Grzymski.
Untuk mengisi lubang sejarah ini arkeolog meramalkan keberadaan kuil peribadatan untuk dewa tertinggi Mesir, Amun. Namun bangunan kuno tersebut tak kunjung ditemukan.
Bangunan yang baru digali ini membuka peluang bagi Grymzki dan arkeolog lainnya untuk menemukan bangunan yang didirikan pada masa yang hilang. "Saya mencari asal-usul Kushite, peradaban Nubian," ujar Grzymski.
LIVESCIENCE | ANTON WILLIAM