Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Misteri Topeng Hijau Goa Made  

image-gnews
Iklan

TEMPO Interaktif, Jakarta - Apakah komputer sudah dikenal pada masa Kerajaan Majapahit ? Claudio Giardino sempat terdiam mendapat jawaban tersebut. "Saya tidak berpikir ke arah itu," kata ahli arkeologi University of Arkansas--Rome Centre, Italia, itu.

Pertanyaan tersebut muncul karena topeng perunggu artefak yang ditemukan di Goa Made, Kabupaten Jombang, materinya campuran antara tanah liat (keramik) dan logam (metal). Bahan ini lazim dikenal dengan cermet (ceramic-metal) yang saat ini dipakai untuk membuat cip komputer. Analisis kimiawi itu dilakukan Laboratorium Arkeologi Eksperimental Giuseppe Pulitani di Colonna, Roma.

Kamis pekan lalu, 11 Agustus 2011, di Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Dr. Claudio Giardino dan Prof. Dr. Agus Aris Munandar memberikan kuliah umum tentang situs Goa Made. Penelitian tentang goa--yang letaknya dekat dengan pusat ibu kota Majapahit--ini telah dilakukan sejak 2006 oleh ilmuwan Indonesia dan Italia.

Pada Mei lalu Laboratorium Metal di Milano melansir temuannya bahwa artefak Goa Made tersebut berumur 3.000 tahun sebelum Masehi. Jika benar, hasil ini mencengangkan karena Jombang bakal mengubah peta peradaban dunia. Kota kelahiran Abdurrahman Wahid dan Nurcholish Madjid ini bisa dianggap tempat penyebaran manusia ke Asia Tenggara dan Austronesia, bukannya Yunan di Cina selatan.

Temuan tersebut menjadi bahan diskusi ilmuwan internasional di Departemen Arkeologi, Universitas Bologna, Italia. Dari Indonesia hadir arkeolog UI Agus Aris Munandar dan Wanny Rahardjo. "Ternyata hasil lab Milano keliru," kata Agus.

Menurutnya, para ilmuwan belum bisa memastikan periode topeng perunggu tersebut dibuat. Bisa pada era sebelum Masehi hingga abad ke-10 sampai 14 di masa Kerajaan Majapahit. Untuk mengetahui kronologinya, mereka masih menunggu uji thermoluminisence di Universitas Oxford.

Pada penggalian tahun 2006 dan 2007 Goa Made, di Desa Made, Kecamatan Kudu, memang ditemukan sejumlah artefak. Ada 100 topeng dengan berbagai rupa, patung perempuan menyusui, patung hewan seperti gajah, babi hutan, gerobak, dan kapal. Temuan yang paling menarik jelas topeng perunggu yang sebagian berwarna hijau karena menunjukkan peran penting wilayah ini pada zaman dulu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Giardino menyebut pada zamannya material cermet merupakan satu-satunya di dunia. Bukan apa-apa, kebanyakan temuan topeng di situs arkeologi terbuat dari emas dan kayu. "Ini rediscovery." Dari segi teknologi pembuatan, katanya, sederhana. Mereka membuat cetakan sehingga sejumlah topeng bentuknya sama.

Adonannya berasal dari tanah liat dicampur dengan bubuk metal. Bahan tanah diambil dari persawahan di Jombang yang terkenal subur. Masalahnya, dari mana asal logam tersebut. Agus Munandar menduga dari koin-koin Kekaisaran Cina yang ditumbuk halus.

Para ahli yang hadir di Universitas Bologna menyimpulkan topeng tersebut diperkirakan berasal dari abad ke-10 sampai ke-14 Masehi. Agus menjelaskan topeng itu ada kaitannya dengan situs Kerajaan Majapahit di Trowulan. Maklum, bata yang membangun Goa made ukurannya sama dengan bata di Trowulan.

Dari cerita warga Desa Made, goa tersebut merupakan tempat mengungsi pejabat Majapahit ketika kerajaan ini mulai runtuh. Untuk mengamankan barang-barang penting mereka menanamnya di Goa Made.

Masalahnya, topeng perunggu tersebut tidak ditemukan di Trowulan yang menjadi ibu kota Majapahit. "Kalau usianya lebih tua lagi, jelas bukan bagian dari Kerajaan Majapahit," kata Agus. Para ahli arkeologi kini menunggu hasil laboratorium Universitas Oxford.

UNTUNG WIDYANTO

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


UGM Raih 25 Bidang Ilmu Peringkat QS WUR 2024, Apa Itu?

2 hari lalu

Universitas Gadjah Mada (UGM) di Yogyakarta. (FOTO ANTARA)
UGM Raih 25 Bidang Ilmu Peringkat QS WUR 2024, Apa Itu?

Apa itu QS World University Rankings (WUR) yang menobatkan UGM meraih 25 bidang ilmu dalam pemeringkatan ini?


Pencabutan Publikasi Penelitian Gunung Padang Tidak Sendiri, Ada 10.000 Lebih Makalah Ditarik pada 2023

21 hari lalu

Wisatawan berkeliling di area teras bawah di situs megalitik Gunung Padang, Desa Karyamukti, Cianjur, 17 September 2014. TEMPO/Prima Mulia
Pencabutan Publikasi Penelitian Gunung Padang Tidak Sendiri, Ada 10.000 Lebih Makalah Ditarik pada 2023

Pencabutan publikasi penelitian Gunung Padang didahului investigasi oleh penerbit bersama pemimpin redaksi jurnal.


Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Buntut Pencabutan Artikel Gunung Padang, Fitur Edit Gambar dan Stiker AI WhatsApp, Suara Kontra Arkeolog Asing

23 hari lalu

Wisatawan berkeliling di area teras bawah di situs megalitik Gunung Padang, Desa Karyamukti, Cianjur, 17 September 2014. TEMPO/Prima Mulia
Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Buntut Pencabutan Artikel Gunung Padang, Fitur Edit Gambar dan Stiker AI WhatsApp, Suara Kontra Arkeolog Asing

Topik tentang pencabutan artikel Gunung Padang bisa mencoreng nama penulis dan reviewer menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.


Rencana Tim Peneliti Situs Gunung Padang Setelah Pencabutan Publikasi dari Jurnal

26 hari lalu

Publikasi hasil penelitian situs Gunung Padang Cianjur yang dicabut dari jurnal ilmiah Wiley Online Library. Istimewa
Rencana Tim Peneliti Situs Gunung Padang Setelah Pencabutan Publikasi dari Jurnal

Tim peneliti situs Gunung Padang akan mengirimkan penelitian yang dicabut Willey Online Library ke jurnal lagi, namun dalam bentuk berbeda.


Arkeolog Situs Gunung Padang Tak Hormati Vonis Pencabutan Laporan dari Jurnal, Kenapa?

27 hari lalu

Situs megalitikum Gunung Padang, Cianjur. TEMPO/DEDEN ABDUL AZIZ
Arkeolog Situs Gunung Padang Tak Hormati Vonis Pencabutan Laporan dari Jurnal, Kenapa?

Tim peneliti Gunung Padang sedang berkoordinasi apakah akan menempuh mekanisme pengaduan ke komite etik yang mewadahi jurnal internasional.


Publikasi Ilmiah Situs Gunung Padang Dicabut dari Jurnal, Ini Alasannya

27 hari lalu

Wisatawan mengunjungi teras bawah situs megalitik Gunung Padang, Desa Karyamukti, Cianjur, 17 September 2014. Saat ini, wisatawan hanya diperkenankan mengunjungi teras punden berundak paling bawah. TEMPO/Prima Mulia
Publikasi Ilmiah Situs Gunung Padang Dicabut dari Jurnal, Ini Alasannya

Wiley Online Library mengumumkan mencabut publikasi artikel ilmiah berisi hasil penelitian situs megalitik Gunung Padang di Cianjur dari jurnalnya.


Peneliti UI Datangi Lokasi Temuan Batu Berlapis Dikira Situs Kuno di Rejang Lebong

44 hari lalu

Batu berlapis yang ditemukan di Desa Kampung Melayu, Kecamatan Bermani Ulu, Kabupaten Rejang Lebong. ANTARA/HO-Diskominfo Rejang Lebong
Peneliti UI Datangi Lokasi Temuan Batu Berlapis Dikira Situs Kuno di Rejang Lebong

Tim peneliti UI bergabung dengan peneliti dari Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah VII Bengkulu-Lampung


Arab Saudi Temukan Ribuan Artefak pada Awal Periode Islam

6 Februari 2024

Pengunjung melihat koleksi museum di Museum Almoudi, Mekkah, Arab Saudi, Jumat 28 Oktober 2022. Museum tersebut berisikan berbagai properti peradaban dan perlengkapan hidup sehari- hari masyarakat Arab di zaman dulu. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
Arab Saudi Temukan Ribuan Artefak pada Awal Periode Islam

Di antara temuan arkeologi itu adalah artefak-artefak dari Masjid Usman bin Affan pada abad ke 7 hingga ke 8 sebelum masehi


Bersama Leiden University, UGM Buka Program Double Degree Magister Arkeologi

28 Desember 2023

Ilustrasi Universitas Gadjah Mada (UGM). Shutterstock
Bersama Leiden University, UGM Buka Program Double Degree Magister Arkeologi

Program double degree ini membuka pintu bagi mahasiswa di kedua belah pihak untuk memperdalam pemahaman mereka dalam bidang arkeologi.


6 Fakta Kompleks Candi Batujaya Karawang, Candi Tertua di Indonesia

21 November 2023

Kompleks Candi Batujaya di Karawang ditetapkan jadi Cagar Budaya Nasional. TEMPO | Hisyam Luthfiana
6 Fakta Kompleks Candi Batujaya Karawang, Candi Tertua di Indonesia

Situs Candi Batujaya Karawang memiliki berbagai hal unik untuk digali, begini fakta-faktanya.