TEMPO Interaktif, London - Fosil mikroba tertua dari Australia membantu peneliti mendapatkan gambaran bagaimana kondisi bumi purba. Bumi di masa lalu digambarkan sebagai tempat yang mengerikan.
Mikroba dan batuan yang mengelilingi fosil itu menyimpan catatan penting bagi kondisi lingkungan. Mikroba yang hidup dengan mengkonsumsi belerang menunjukkan kondisi alam yang keras dan jauh berbeda dibandingkan sekarang. Sekitar 3,4 miliar tahun lalu, bumi adalah planet yang panas, keruh, dan berbahaya.
Dari tanah, gunung berapi dapat meletus sewaktu-waktu dengan skala jauh melebihi letusan gunung api masa kini. Sementara dari langit, meteor bisa jatuh tanpa dihalangi oleh lapisan atmosfer yang tebal.
Jika menengadah ke atas, langit tampak berawan dan abu-abu. Cahaya matahari ditapis oleh awan tebal ini sehingga intensitasnya lebih rendah dibandingkan saat ini. Namun kerak bumi yang masih muda dan panas menghangatkan lautan hingga 40-50 derajat Celsius, temperatur yang sama dengan air pada bak pemandian air panas.
Atmosfer purba sendiri memiliki kandungan oksigen yang amat sedikit. Ketika itu belum ada tanaman dan alga yang bertugas menghasilkan oksigen melalui fotosintesis.
“Bumi ketika itu lebih mirip neraka,” ujar Martin Brasier dari Oxford University. “Kondisi ini bukan tempat yang nyaman bagi manusia. Namun bakteria justru menyukainya.”
Kondisi ekstrem yang disukai bakteria ini membuat Brasier yakin kehidupan mulai muncul di permukaan bumi pada masa yang disebut sebagai eon arkean ini.
MSNBC | ANTON WILLIAM