Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Perekonomian Jerman dan Cina Diperkirakan Ikut Melambat

image-gnews
Seorang pialang menutupi wajahnya dengan tangan di bursa saham Frankfurt, Jerman, (8/8). Indeks saham mengalami penurunan sejak dibuka hari Senin (8/8) waktu setempat. AP/Michael Probst
Seorang pialang menutupi wajahnya dengan tangan di bursa saham Frankfurt, Jerman, (8/8). Indeks saham mengalami penurunan sejak dibuka hari Senin (8/8) waktu setempat. AP/Michael Probst
Iklan

TEMPO Interaktif, Frankfurt – Sebuah survei manajer industri yang dirilis Selasa, 23 Agustus lalu menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi Cina dan Jerman diperkirakan bakal melambat. Hasil ini sontak saja mengundang pertanyaan, apakah dua negara raksasa ekonomi dunia itu bisa mendukung perekonomian global dan mengimbangi terpuruknya ekonomi Amerika Serikat dan Eropa.

Seorang ekonom menyebutkan data survei memang belum menunjukkan adanya zona yang rawan terkena resesi dan hanya menyebut pertumbuhan Cina tidak mengalami kenaikan. Beberapa analis mencatat bahwa indikator ekonomi yang ada sangat negatif dan kurang dari yang diharapkan. Eropa dipastikan sulit keluar dari krisis utang dan ini akan menambah berat beban perekonomian dunia.

"(Dunia) kembali resesi adalah suatu yang mungkin saja terjadi,” kata Marie Diron, seorang ekonom penasihat konsultan Ernst & Young, seperti dikutip The New York Times, Rabu, 24 Agustus 2011. Dia mengacu pada data Eropa.

"Ini adalah berita buruk bagi kemampuan pemerintah untuk mengendalikan defisit publik," dia menambahkan.

Jerman merupakan negara ekonomi paling kuat di Eropa. Negeri Panser ini telah membantu pertumbuhan zona euro, walaupun beban yang disebabkan oleh utang yang berlebihan di negara-negara seperti Yunani dan Italia. Sementara Cina adalah pasar penting bagi mesin Jerman dan mobil sehingga perlambatan ada juga yang akan dirasakan di Eropa.

Meskipun tidak mengharapkan resesi, Violante Di Canossa, seorang analis di Credit Suisse, menulis dalam sebuah catatan bahwa data "tetap konsisten dengan pertumbuhan lamban." Dia mengatakan bahwa survei industri untuk Eropa menunjuk ke perlambatan mirip dengan yang terjadi pada tahun 2003, ketika ada beberapa kuartal perbaikan ekonomi melemah, tapi tidak menurun tajam.

Sebuah survei manufaktur yang dihelat Selasa lalu menunjukkan bahwa selama Agustus ini Cina disebut telah mendongkrak aktivitas pabriknya. Hal ini sebagai keprihatinan bahwa ekspor negara itu bisa menurun karena utang yang tinggi dan perlambatan ekonomi di Eropa dan Amerika Serikat.

Hasil survei ini hampir senada dengan persepsi luas bahwa perekonomian Cina tumbuh pada kecepatan lebih moderat, namun tetap kuat.

Survei yang digelar HSBC menunjukkan bahwa indeks Chinese Purchasing Managers selama Agustus ini pada posisi 49,8, sedikit di bawah angka 50. Angka ini sekaligus menunjukkan bahwa upaya Beijing untuk mendinginkan kecepatan pertumbuhan mulai berbuah.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Selama setangah tahun terakhir, otoritas pembuat kebijakan Cina telah bekerja untuk mengendalikan pertumbuhan dan kenaikan harga tajam yang menyertainya. Meskipun dua bulan berturut-turut indeks HCBC di bawah 50, hal ini menunjukkan bahwa perekonomian Cina tetap pada jalur yang benar.

Ekonom HSBC di Cina, Qu Hongbin, mengatakan Cina tidak akan mengalami penurunan yang tajam seperti perlambatan yang tajam terlihat pada akhir 2008. Memang indeks purchasing manager untuk zona euro tetap pada level terendah selama dua terakhir. Namun tahun ini tidak akan seburuk perkiraan analis.

Sebuah jajak pendapat terhadap ekonom yang dilakukan terpisah juga menunjukkan penurunan tajam dalam harapan untuk zona euro dan Jerman. Statistik resmi pekan lalu menunjukkan bahwa pada kuartal kedua tahun ini pertumbuhan ekonomi di zona euro, termasuk Jerman dan Prancis, hampir tak bergerak.

Diron dari Ernst & Young mengatakan bahwa negara-negara zona euro inti, khususnya Jerman, masih sangat tergantung pada permintaan dari seluruh dunia. "Pada saat prospek ekonomi AS dan bergejolaknya pasar negara berkembang seperti ketergantungan pada lingkungan eksternal merupakan sumber kelemahan (Eropa)." kata Diron.

Upah meningkat di seluruh negeri juga telah ditambahkan ke biaya produksi, mengikis beberapa keunggulan kompetitif bahwa Cina telah lama memiliki lebih dari produsen di bagian lain dunia.
"Utang krisis di negara-negara maju membawa tekanan meningkat dan tantangan untuk negara-negara pasar yang luas berkembang, termasuk Cina," kata Jiang Yaoping, Wakil Menteri Perdagangan Cina, dalam sebuah pernyataan, Selasa.

Qu dari HSBC mengatakan bahwa hambatan pada pertumbuhan secara keseluruhan mungkin akan terbatas, mengingat bahwa pertumbuhan Cina semakin didorong oleh permintaan domestik.
"Kami masih mengharapkan ekonomi tumbuh sekitar 9 persen untuk tahun secara keseluruhan, meskipun ada pengetatan kebijakan kredit properti dan gejolak di pasar luar negeri," kata Qu.

NEW YORK TIMES | ERWINDAR

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Sri Mulyani: Ekonomi Global hingga Akhir Tahun Masih Diliputi Ketidakpastian

15 Desember 2023

Kapolri Jendral Listyo Sigit Prabowo, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menetri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, saat konferensi pers RAPBN dan Nota Keuangan Tahun Anggaran 2024 di Jakarta, Rabu, 16 Agustus 2023. TEMPO/Tony Hartawan
Sri Mulyani: Ekonomi Global hingga Akhir Tahun Masih Diliputi Ketidakpastian

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan kondisi perekonomian global masih diliputi ketidakpastian sampai dengan akhir tahun ini.


Sri Mulyani: Perekonomian Dunia Akan Terus Tertekan hingga 2023, Indonesia Resilient

21 Oktober 2022

Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Kristalina Georgieva bersama Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati di sela-sela IMF Annual Meetings 2022 di Washington DC, Amerika Serikat pada Selasa, 11 Oktober 2022. FOTO/Instagram/kristalina.georgieva
Sri Mulyani: Perekonomian Dunia Akan Terus Tertekan hingga 2023, Indonesia Resilient

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia terus menurun.


Ancaman Resesi Global 2023, Luhut: Kita Harus Kompak Hadapi Keadaan

28 September 2022

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan saat memberikan sambutan pers di Kabupaten Toba pada Sabtu, 3 September 2022. (ANTARA FOTO/Adimas Raditya/my)
Ancaman Resesi Global 2023, Luhut: Kita Harus Kompak Hadapi Keadaan

Luhut Binsar Panjaitan meminta Indonesia harus kompak menghadapi ancaman resesi global 2023.


Ekonomi Dunia Makin Tak Pasti, Pasar Saham Dinilai Paling Rentan

17 Februari 2020

Refleksi layar pergerakan saham di kacamata seorang mahasiswa yang tengah berkunjung ke Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Kamis, 13 Februari 2020. Indeks harga saham gabungan (IHSG) melemah 0,63 persen atau 37,02 poin ke level 5.876,06 pada awal sesi II perdagangan hari ini. Tempo/Tony Hartawan
Ekonomi Dunia Makin Tak Pasti, Pasar Saham Dinilai Paling Rentan

Pasar saham menjadi yang paling rentan terpengaruh oleh dinamika perekonomian global yang diliputi ketidakpastian sejak awal 2020.


Sri Mulyani Sebut Perekonomian Global Masih Konsisten Melemah

24 September 2019

Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan keterangan pers APBN KiTa di kantor Kemenkeu, Jakarta, Senin, 26 Agustus 2019. Kementerian Keuangan mencatat defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) per 31 Juli 2019 sebesar Rp183,7 triliun atau 1,14 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). TEMPO/Tony Hartawan
Sri Mulyani Sebut Perekonomian Global Masih Konsisten Melemah

Sri Mulyani mengatakan data tersebut menyiratkan bahwa sektor pertambangan memang mengalami tekanan yang sangat dalam pada tahun ini.


Core: Perekonomian Dunia Hingga Akhir 2019 akan Tumbuh Lambat

30 Juli 2019

Orang-orang berhjalan di samping gedung bank sentral AS, Federal Reserve atau The Fed, September 14, 2008.[REUTERS /Chip]
Core: Perekonomian Dunia Hingga Akhir 2019 akan Tumbuh Lambat

Core menyatakan kondisi perekonomian dunia hingga akhir 2019 diperkirakan tumbuh lebih lambat dibanding 2018.


IMF Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Jadi 3,3 Persen

10 April 2019

Direktur Pelaksana IMF Christine Lagarde (ketiga kanan) memberi salam kepada petugas pameran kerajinan Indonesia di sela pertemuan tahunan IMF - World Bank Group 2018 di Bali Nusa Dua Convention Center, Nusa Dua, Bali, Ahad, 14 Oktober 2018. ANTARA/ICom/AM IMF-WBG//Nyoman Budhiana.
IMF Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Jadi 3,3 Persen

IMF memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomiglobal 2019 sebanyak 0,2 persen dari angka dikeluarkan pada Januari lalu.


Jokowi Cerita Saat Presiden Bank Dunia Tak Punya Saran untuk RI

27 Agustus 2018

Presiden Joko Widodo saat menghadiri Young on Top (YOT) National Conference 2018 di Balai Kartini, Jakarta, Sabtu, 25 Agustus 2018. Tempo/Hendartyo Hanggi
Jokowi Cerita Saat Presiden Bank Dunia Tak Punya Saran untuk RI

Presiden Jokowi mengatakan Indonesia mesti mengandalkan kemampuannya sendiri agar aman dari dampak ketidakstabilan ekonomi dunia"Saya tanya langsung gimana kira-kira prospek pertumbuhan ekonomi maupun keadaan ekonomi global secara umum, apa saranmu kepada Indonesia? Dia ngomong tidak punya saran, semuanya sulit diprediksi. Ya artinya menurut saya internal kita sendiri yang harus diperbaiki," kata Jokowi saat menerima anggota Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia di Istana Merdeka, Jakarta, Senin, 27 Agustus 2018.


Sri Mulyani Ungkap 3 Tren yang Pengaruhi Perekonomian Dunia

17 Juli 2018

Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan laporan semester 1 APBN 2018 di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, 9 Juli 2018. TEMPO/Friski Riana
Sri Mulyani Ungkap 3 Tren yang Pengaruhi Perekonomian Dunia

Sri Mulyani menyatakan Indonesia siap menghadapi kondisi perekonomian global tersebut.


Ketua IMF Ingatkan Suramnya Perekonomian Dunia 2019

12 Juni 2018

Direktur Pelaksana IMF Christine Lagarde berbicara dalam Konferensi Internasional Tingkat Tinggi bertema Models in a Changing Global Landscape di Jakarta, 27 Februari 2018. TEMPO/Tony Hartawan
Ketua IMF Ingatkan Suramnya Perekonomian Dunia 2019

IMF memprediksi perekonomian dunia tahun depan hanya tumbuh 3,9 persen.