TEMPO Interaktif, Jakarta - Direktur Utama Perusahaan Listrik Negara (PLN) Persero Dahlan Iskan mengatakan sedang menjajaki beberapa negara selain Iran terkait rencana impor gas dari luar negeri.
"Australia, Papua Nugini, tentu Qatar juga. Ya, kita persaingkan harganya mana yang paling baik," kata dia usai mengikuti rapat tentang pembangkit listrik di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Kamis 25 Agustus 2011.
Menurut Dahlan, rencana ini masih terus dibahas secara intensif. Pembahasan lebih spesifik pada masalah tawar-menawar harga. Minggu lalu perwakilan dari Iran datang berkunjung ke Indonesia terkait pembicaraan impor gas ini.
"Jadi, dulu itu kan kita ke sana (Iran). Saya pikir mereka kurang berminat. Ternyata mereka datang ke sini, satu rombongan, berarti kan berminat sekali," ujarnya.
Kebutuhan akan gas untuk pasokan PLN ini dianggap Dahlan sangat mendesak. Pasalnya, tahun depan subsidi untuk PLN akan dikurangi. Sejauh ini dua negara memiliki prospek besar menjadi mitra dalam impor gas ini, yaitu Iran dan Qatar.
"Pokoknya kalau subsidi seperti itu (dikurangi), ya gas harus dikasih. 1 Januari tahun depan harus dapat gas karena APBN kan mulai berlaku Januari," ujarnya. "Kurangnya saja 600 BBTUD (billion british thermal unit per hari)."
MUNAWWAROH