TEMPO Interaktif, Garut - Warga di sekitar Gunung Api Papandayan di Kecamatan Cisurupan, Kabupaten Garut, Jawa Barat, panik saat acara simulasi bencana digelar pemerintah daerah bersama Badan Penanggulangan Bencana. “Kami kaget dan aneh, kenapa sampai banyak mobil polisi, ambulan dan mobil pemerintah ke kampung kami,” ujar Ina Marina, 26 tahun warga Kampung Ciseupan, Desa Kramatwangi, Kecamatan Cisurupan, Sabtu, 27 Agustus 2011.
Karena tidak ada pemberitahuan, tak heran acara simulasi bencana letusan gunung Papandayan tersebut hanya menjadi tontonan. Bahkan sebagian besar dari masyarakat tidak peduli dengan kegiatan tersebut. Mereka yang mau diajak untuk mengikuti acara simulasi hanya anak kecil dibawah 15 tahun. Mereka terlihat asik saat dibawa menggunakan mobil Ranger polisi.
Status Gunung Api Papandayan yang meningkat, tidak membuat masyarakat takut. Mereka mengagap hal itu sudah biasa. Bahkan mereka juga telah mengetahui jalur yang aman untuk menyelamatkan diri, bila Papandayan meletus. Pengalaman itu diperoleh warga sewaktu letusan pada 2002 lalu. “Yang panik itu pemerintah, sampai berita Papandayan heboh. Jadinya kita turut panik juga,” ujar Ina.
Berdasarkan pantauan Tempo, simulasi bencana dilakukan selama 4 jam dari mulai pukul 13.00 WIB. Semua tim kebencanaan yang dibantu TNI dan Polri langsung menggelar langkah evakuasi. Sejumlah kendaran langsung menuju 3 lokasi di Desa Kramatwangi diantaranya di Kampung Ciseupan, Jonggol dan Kampung Baru Kacang. Semua warga langsung diangkut ke tempat pengungsian di Lapangan Kecamatan Cisurupan yang berjarak sekitar 3 kilometer dari kampung terjauh.
Di lapang alun-alun, warga langsung ditempatkan di tenda pengungsian yang telah disediakan oleh kepolisian. Selain itu, tim medis dan kebutuhan logistik seperti mobil pengolahan air bersih dan dapur dari Badan Penanggulangan Bencana telah terparkir rapi. “Kegiatan ini untuk menyinergikan tim evakuasi, penanggulangan bencana dan masyarakat agar lebih siap lagi bila terjadi bencana,” ujar Sekretariat Daerah Garut, Iman Alirahman.
Menurut dia, dari simulasi tersebut masih terdapat sejumlah kekurangan yang perlu disiapkan secepatnya. Kekurangan itu diantaranya tenda, felbet dan fasilitas tanggap darurat lainnya. Selain itu juga perbaikan yang harus secepatnya dilakukan adalah perbaikan jalur evakuasi. Soalnya jalan yang menuju pemukiman masyarakat sudah rusak parah. Sehingga proses evakuasi memakan waktu lebih dari 30 menit.
SIGIT ZULMUNIR