TEMPO Interaktif, Jakarta - Singapura punya Presiden baru. Proses pemungutan suara Pemilu Singapura yang berlangsung demokratis pada Sabtu 27 Agustus 2011 menghasilkan total suara 744.397 atau 35.19 persen dari total suara yang sah untuk Dr. Tony Tan, politikus veteran dan bankir terkenal.
Pria berambut perak ini akan memimpin selama enam tahun ke depan pemerintahan Negeri Singa itu. Tan, 71 tahun, adalah mantan Deputi Perdana Menteri dan orang dekat dengan Partai Aksi Rakyat (PAP) yang berkuasa di negara kota itu.
Dalam pengumuman resminya, Minggu 28 Agustus 2011 pagi ini, Tony Tan disebut menang tipis, yaitu dengan 0,34 persen atau 7.269 suara, mengalahkan kandidat lainnya Dr. Tan Cheng Bock. Cheng Bock adalah mantan anggota DPR dan politikus PAP yang mendapat suara sebanyak 737.128 atau 34,85 persen.
Sedangkan calon presiden dari partai oposisi, Tan Jee say, merebut suara 25,04 persen. Lalu di posisi empat ada Tan Kin Lian yang mengumpulkan suara 4,91 persen. Tercatat jumlah total suara mencapai 2,11 juta dan hampir 600 ribu suara golput.
Dalam pidato kemenangannya, seperti dikutip AFP, Tony Tan berjanji akan bekerja untuk Singapura. "Saya berjanji akan bekerja bagi setiap dan siapa saja di antara kalian," kata Tan. "Presiden merupakan presiden untuk semua warga Singapura. Bukan hanya untuk mereka yang telah memberikan suara untuk saya, tapi juga mereka yang tak memilih saya."
Sebelum menjadi Deputi, Tan adalah anggota parlemen selama 27 tahun. Ia menjadi menteri lima kali sebelum pindah ke Government of Singapore Investment Corporation (GIC) yang menanam modal di cadangan devisa Singapura.
Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong langsung mengeluarkan pernyataan terkait hasil pemilu tersebut. Ia menjamin dan mendukung penuh presiden terpilih dan berjanji akan bekerja sama menghadapi sejumlah tantangan bagi negeri itu di masa mendatang.
Pemilu presiden Singapura digelar pada Sabtu 27 Agustus 2011. Sejak 18 tahun terakhir, untuk pertama kalinya Singapura memilih secara demokratis pemimpinnya di tempat pemungutan suara. Diperkirakan sekitar 2,3 juta warga Singapura berhak memilih setelah masa kampanye sembilan hari.
WDA | AFP