TEMPO Interaktif, Depok - Guru Besar Universitas Indonesia Emil Salim memastikan kampus Universitas Indonesia akan membentuk tim bersama untuk menyelamatkan UI dan menegakkan tata kelola (good governance) dalam lingkungan kampus tersebut. Kesepakatan itu diambil dalam pertemuannya dengan Rektor Universitas Indonesia Gumilar Rosliwa Soemantri dan Ketua Ikatan Alumni Universitas Indonesia Dipo Alam, Ahad, 4 September 2011.
Pertemuan itu, kata Emil, digelar di kediaman pribadinya, Kuningan, Jakarta Selatan, Ahad malam. "Kami sepakat membentuk tim itu," kata Emil saat orasi ilmiah di Fakultas Ekonomi UI Depok, Jawa Barat, Senin, 5 September 2011. "Soalnya masalah yang dihadapi UI bukanlah perorangan, tapi idealisme atau rohnya UI "
Baca Juga:
Menurut Emil, UI diselenggarakan berdasarkan azas kemandirian moral untuk membangun perguruan tinggi sebagai kekuatan modal dalam membangun masyarakat yang demokratis dan mampu bersaing secara global. "UI bukanlah sekedar sekumpulan gedung-gedung di kampus Depok atau Salemba. Bukan pula kumpulan guru besar, dosen, atau orang pintar serta mahasiswa yang rajin kuliah," ujarnya. "UI adalah mercusuar kemandirian moral yang tegar dalam kegelapan masa apapun."
Menurut dia, UI diisi oleh keberanian moral membangun masyarakat yang demokratis dan mampu bersaing secara global. Karenanya, Emil minta seluruh jajaran UI untuk tetap menegakkan almamater UI meneruskan sejarah gemilangnya di masa lampau untuk tetap menjadi kekuatan moral membangun masyarakat yang demokratis dengan tata kelola universitas berhati nurani. "Statuta yang mau dibentuk adalah bebas dari politik. Menjunjung hak asasi dan moralitas," katanya.
Emil mengakui pascapemberian gelar Dr Honoris Causa kepada Raja Arab Saudi beberapa waktu lalu oleh UI, dirinya mendapatkan banyak pesan singkat (SMS) yang mengungkapkan keprihatinan terhadap buruknya tata kelola pimpinan universitas yang berujung pada saran menurunkan Rektor UI.
Tersimpul dalam ratusan SMS itu bahwa perlu ada tata kelola yang lebih baik dan bertumpu pada keinginan agar bisa ditegakkan, antara lain pola manajemen yang transparan, akuntabilitas dalam pelaksanaan, partisipasi dari para penopang kepentingan dalam universitas, berkembang sistem check and balances dalam pengelolaan universitas, dan tumbuhnya suasana kreativitas bebas dari rasa ketakutan untuk berbeda pendapat.
WDA | DIANING SARI | ANT