TEMPO Interaktif, Jakarta - Sejumlah dosen dan guru besar Universitas Indonesia membantah disebut-sebut akan melakukan upaya penggulingan Rektor UI Gumilar Rusliwa Somantri. Para dosen menyebut tuduhan penggulingan rektor itu sebagai propaganda. Effendi Ghazali, yang ikut disebut berencana menggulingkan rektor, membantah tudingan tersebut.
"Enggak ada yang bermaksud itu (menggulingkan). Kami justru menyambut opsi Mendiknas untuk melakukan revitalisasi," ujar Effendi di Taman Pascasarjana Fakultas Ekonomi UI di Salemba, Jumat, 9 September 2011.
Menurut Effendi, dia bersama rekan dosen dan guru besar lainnya mengatakan, tuntutan kepada Gumilar justru dilakukan untuk menjemput dan menyambut terciptanya tata kelola UI yang lebih baik.
Sebelumnya, pada Kamis kemarin, sejumlah wartawan menerima surat kaleng yang berisi dokumen rekaman percakapan. Surat kaleng itu menulis percakapan yang berisi rencana untuk menggulingkan Rektor Gumilar. Terdapat 33 nama yang dituduh sebagai produser, sutradara, para aktor dan aktris utama, para aktor tambahan, hingga suporter.
Ke-33 nama ini merupakan anggota sivitas akademika yang terdiri dari Majelis Wali Amanat, guru besar, senat akademik, dosen, dan Ikatan Alumni UI. Beberapa di antara nama yang disebut akan menggulingkan Gumilar adalah Purnomo Prawiro, Emil Salim, Pratiwi Sudarmono, Rhenald Kasali, dan Effendi Ghazali.
Guru Besar Fakultas Kedokteran UI, Pratiwi Sudarmono, yang namanya ikut disebut membantah ikut terlibat dalam upaya penggulingan Rektor UI. Dia menyebutkan keterlibatannya hanya untuk mengkritik keputusan rektor yang dinilai tidak transparan. "Kami hanya ingin mengembalikan pengelolaan UI yang lebih terbuka," ujarnya.
Hal ini dibenarkan Hikmahanto Juwana, Guru besar Fakultas Hukum UI yang juga disebut sebagai "aktor tambahan" dalam surat kaleng itu. Hikmah, demikian ia biasa dipanggil, tidak mau terjebak dalam wacana penggulingan rektor ini. Selain itu, kata dia, perjuangan sekarang bukan lagi untuk mendesak rektor untuk mencabut gelar yang sudah diserahkan pada Raja Arab, Abdullah, beberapa waktu lalu.
IRA GUSLINA