TEMPO Interaktif, Palembang - Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin menyatakan kabut asap yang melanda wilayahnya kian meluas. Jumlah titik api yang menjadi sumber kebakaran telah mencapai 891 titik. Padahal pekan lalu masih 120 titik. “Ini sudah keadaan darurat dan membutuhkan penanganan khusus sehingga kami minta bantuan pemerintah pusat agar dibuat hujan buatan,” ujarnya, Jumat, 9 September 2011.
Titik api pun sudah menyebar ke sejumlah daerah, seperti Kabupaten Ogan Komring Ilir, Banyu asin, Musi Banyu Asin, Musi Rawas, dan Kabupaten Muara Enim.
Penyebab kebakaran, menurut Alex, adalah rendahnya kesadaran pengusaha dan warga yang membuka lahan. Setiap musim kemarau, mereka tetap melakukan pembakaran hutan.
Akibat terbawa embusan angin, kabut asap dikabarkan sudah memasuki sebagian kecil wilayah negara Malaysia dan Singapura. Dikhawatirkan muncul komplain dari kedua negara tersebut.
Alex juga menjelaskan Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat telah berjanji untuk mengirim sejumlah peralatan dan tenaga ahli untuk membuat hujan buatan. Dijadwalkan Sabtu besok, 10 September 2011, tim beserta sejumlah pesawat pemicu hujan akan tiba di Palembang.
Alex optimistis hujan buatan sudah bisa mengguyur sejumlah wilayah yang menjadi lokasi kebakaran, termasuk Kota Palembang, Senin, 12 September 2011.
Alex tak menampik cepatnya respons pemerintah pusat mengatasi kabut asap berkaitan dengan pelaksanaan SEA Games. “Saya minta para pekerja venues di Stadion Jakabaring bersiap-siap menghadapi hujan buatan,” ujarnya.
Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Dinas Kehutanan Sumatera Selatan, Achmad Taufik, mengatakan kebakaran hutan disebabkan faktor kesengajaan. Dari 891 titik api yang terpantau oleh satelit, dipastikan sekitar 55 persen di antaranya merupakan lahan milik perkebunan. Selebihnya milik masyarakat dan hutan lindung.
Luasnya wilayah yang dilanda kebakaran mengakibatkan 2.500 orang petugas khusus penanganan kebakaran hutan tidak dapat bekerja secara maksimal.
Meski demikian, kabut asap akibat kebakaran hutan hingga saat ini belum mengganggu aktivitas penerbangan di Bandara SMB II Palembang. Demikian pula aktivitas transportasi laut. Namun awak pesawat udara dan kapal laut diminta tetap mewaspadai kondisi kepekatan asap, terutama pada malam hari dan pagi hari.
Kepala Bidang Hubungan Laut Dinas Perhubungan Kota Palembang Said Albar menjelaskan jarak pandang di laut pendek. Dia menyebut pada kondisi normal, jarak pandang untuk kapal laut mencapai 1.000 meter, sedangkan saat ini hanya 500 meter. Kendati demikian, kondisi tersebut dinilai masih memungkinkan untuk melakukan pelayaran.
PARLIZA HENDRAWAN