TEMPO Interaktif, Bandung - Kementerian Pekerjaan Umum menyiapkan anggaran Rp 1,3 triliun hingga 2013 nanti untuk melakukan pengerukan Sungai Citarum sepanjang 247 kilometer. “Ini merupakan tindakan infrastruktur yang tidak bisa dihindari lagi agar Citarum terhindar dari suatu bencana yang lebih besar,” kata Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Citarum, Kementerian Pekerjaan Umum, Hasanudin, di sela-sela bedah buku Ekspedisi Citarum di Graha Kompas, Bandung, Sabtu, 10 September 2011.
Menurut Hasanudin, pengerukan sungai ini akan dikerjakan dari Sapan di Kabupaten Bandung sampai Nanjung di Kabupaten Bandung Barat. Kemudian dari Bendungan Jatiluhur di Purwakarta hingga Curug di Karawang. Lalu, dari Walahar di Karawang sampai Muara Gembong, Bekasi. Pekerjaan pengerukan itu sepanjang 247 kilometer, di sungai yang panjangnya 270 kilometer itu. ”Ini khusus untuk pengerukan dan pembuatan sheet pile (dinding penahan) karena sering kali runtuh,” katanya.
Dia mengatakan sejumlah rencana pembenahan sungai sudah disiapkan. Pengerukan sengaja dipilih di tahap awal. “Dibutuhkan sesuatu hal yang sangat cepat, maka tindakan yang sangat cepat itu dengan melakukan (pengerukan) yang sifatnya (pekerjaan) infrastruktur,” kata Hasanudin.
Menurutnya, target yang dipatok dengan pengerukan itu untuk memperbesar kapasitas palung Sungai Citarum agar bisa lebih cepat mengalirkan air hujan yang menjadi penyebab banjir di sekitar aliran sungai itu. Kapasitas palung yang lebih besar itu untuk menghindari banjir tahunan di sungai itu.
Di luar pekerjaan pengerukan itu, Kementerian Pekerjaan Umum tengah menyiapkan rencana membangun sejumlah folder atau kolam penampungan banjir serta embung atau waduk kecil untuk tangkapan air hujan.
Soal rencana ini, kata Hasanudin, masih dalam tahap identifikasi lokasi. Menurut rancangan sementara, dibutuhkan 2 folder dan 13 waduk kecil di hulu Sungai Citarum. “Kita masih dalam bentuk identifikasi lahan,” katanya.
Hasanudin mengatakan pembenahan terpenting yang dibutuhkan oleh sungai itu adalah tindakan yang sifatnya non-struktur. “Tindakan ini harus dilakukan paralel dengan tindakan infrastruktur karena Citarum sudah dalam posisi yang sangat kritis,” katanya.
Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan mengatakan pekerjaan pengerukan itu akan dijadikan momen untuk menggalang semua pihak untuk membenahi Sungai Citarum dari semua lini. ”Kita sudah sama-sama bekerja, tapi belum bekerja sama,” katanya.
Menurut Heryawan, pembenahan Sungai Citarum membutuhkan pendekatan holisitik, yakni pekerjaan infrastruktur dan non-struktur bersamaan. Dia mengaku sudah mempresentasikan soal pembenahan holistik sungai itu yang membutuhkan dana sampai Rp 3,5 triliun di Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat dan Kementerian Koordinator Perekonomian. ”Anggaran yang signifikan baru datang dari Kementerian Pekerjaan Umum,” katanya.
Dari rapat koordinasi soal penanganan Citarum yang digelar semalam di rumah dinasnya di Gedung Pakuan, Heryawan mengatakan pekerjaan pengerukan akan dimulai 1 November nanti. Menteri Pekerjaan Umum akan hadir khusus untuk menyaksikan pengerukan pertama sungai itu yang dijadwalkan akan dikerjakan mulai 2011 ini hingga 2013 nanti.
AHMAD FIKRI