TEMPO Interaktif, Jakarta - Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan pemerintah telah menyiapkan anggaran Rp 1,7 triliun untuk mengatasi kekeringan akibat musim kemarau. Anggaran ini akan diambil dari anggaran kontijensi pangan dalam APBN 2011 yang totalnya Rp 3 triliun. "Pemerintah menyiapkan beberapa program, salah satunya yakni program pompanisasi," kata Hatta di Istana Negara, Senin 12 September 2011.
Ia menjelaskan anggaran total Rp 3 triliun sudah digunakan Rp 300 miliar untuk penggantian puso dan sekitar Rp 1 triliun untuk raskin ke-13. Sisanya, Rp 1,7 triliun, akan digunakan untuk program pompanisasi. Berdasarkan ramalan Badan Meteorologi dan Geofisika, Indonesia akan mengalami badai el nino, kekeringan sepanjang tahun.
Program pompanisasi dalam penyediaan air bersih di daerah yang berpotensi sangat kering termasuk untuk pengairan pertanian. “Untuk itulah kita siapkan program-program, termasuk juga mempercepat pembangunan waduk,” kata Hatta. Ada enam waduk dinyatakan waspada terkait kekeringan.
Dari 16 waduk utama di Pulau Jawa, Sumatera, dan Sulawesi, sebanyak 10 waduk berada dalam kondisi normal dan enam waduk saat ini berada dalam kondisi waspada. Status waspada yang dimaksud adalah waduk masih cukup air dan belum kering. Namun, jika dalam dua pekan di awal Oktober tidak turun hujan juga, kondisi waduk bisa kering.
Dalam APBN 2011 pemerintah telah menyiapkan anggaran untuk meningkatkan ketahanan pangan sebesar Rp 3 triliun, di mana Rp 1 triliun digunakan untuk impor beras, dan Rp 2 triliun lagi untuk ketahanan pangan. Anggaran sebesar Rp 2 triliun yang diposkan untuk ketahanan pangan dinilai wajar oleh Hatta karena menurutnya kebutuhan untuk ketahanan pangan tersebut cakupannya sangat luas dan membutuhkan anggaran yang cukup besar.
EKO ARI WIBOWO