TEMPO Interaktif, Jakarta - Pembahasan kisruh internal Universitas Indonesia ternyata tidak dihadiri oleh pucuk pimpinanannya. Rektor UI Gumilar Rusliwa Soemantri absen dalam pertemuan antara rektorat dan Majelis Wali Amanah.
"Tadi Pak Rektor minta maaf tidak bisa hadir karena ada acara pra-wisuda," ujar Ketua Majelis Wali Amanah Purnomo Prawira dalam sambutannya di Auditorium Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Rabu, 14 September 2011.
Baca Juga:
Menurut Purnomo, Gumilar melalui sambungan telepon menyatakan akan mendukung keputusan Majelis Wali Amanah. Pernyataan tersebut disambut sorakan "huu..huu" di luar aula dari para mahasiswa yang menyimak temu wicara melalui layar OHP.
Gumilar sebenarnya adalah titik kunci dalam temu wicara ini. Soalnya acara ini tujuannya adalah penyelesaian krisis tata kelola di UI. Kemarin, Menteri Pendidikan Nasional Mohammad Nuh menyarankan UI untuk menyelesaikan masalah sendiri. Atas keputusan Menteri Nuh tersebutlah lahir temu wicara ini.
Purnomo menuturkan meski tanpa Gumilar, pertemuan hari ini dianggap telah mewakili semua civitas akademika. Apalagi pihak rektorat sudah diwakili oleh Sekretaris UI I Ketut Surajaya sehingga diharapkan nanti ada keputusan yang disepakati bersama.
Kisruh tata kelola UI mencuat semenjak penganugerahan Doktor Honoris Causa kepada Raja Abdullah dari Arab Saudi pada 21 Agustus. Masyarakat dan civitas akademika menilai UI tak sensitif melihat permasalahan bangsa. Masih banyak TKI yang diperlakukan tidak manusiawi oleh Saudi.
Maka kemudian menggeloralah gelombang penyelamatan UI. Momen penganugerahan tersebut dijadikan titik mempertanyakan kepemimpinan Gumilar. Purnomo menuturkan gelar Honoris Causa memang hanya merupakan fenomena gunung es.
Profesor Emiritus UI Emil Salim juga menyatakan pendapat serupa. "Ini bukan masalah honoris causa atau pelengseran rektor, tapi mau ke mana UI ini ke depannya, mari dibahas bersama," ujar anggota Majelis Wali Amanah ini.
DIANING SARI