Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mengenal 10 Vaksin Anak  

image-gnews
REUTERS/Nicky Loh
REUTERS/Nicky Loh
Iklan

TEMPO Interaktif, Jakarta -Vaksin yang biasa diberikan dalam imunisasi untuk membantu melindungi tubuh anak terhadap kuman yang berpotensi mengancam nyawanya. Inilah antara lain 10 jenis vaksin tersebut:

1. Vaksin Hepatitis B
Vaksin bayi atau vaksin anak hepatitis B ini melindungi anak dari virus hepatitis B yang dapat menginfeksi hati.
Bayi harus mendapatkan vaksin ini setelah lahir, lalu umur 1-2 bulan, dan ketiga pada umur 6-18 bulan. Vaksin ini juga dapat diberikan kepada bayi selama proses persalinan jika ibu terbukti terinfeksi.
Efek: rasa sakit di lokasi suntikan atau demam ringan.

2. Vaksin DTaP
Vaksin yang memberikan perlindungan kepada anak terhadap berbahaya berjenis difteri, kuman yang dapat membentuk selaput abu-abu atau hitam di tenggorokan; tetanus, infeksi yang dapat menyebabkan kejang otot sebegitu kuatnya hingga bisa mematahkan tulang; serta pertusis, penyakit menular yang menyebabkan penyakit parah, batuk tak terkendali (rejan).
Diberikan lima kali saat usia 2 bulan, 4 bulan, 6 bulan, 15-18 bulan, dan 4-6 tahun. Penguat atau di-booster pada usia 11 atau 12, dan kemudian setiap 10 tahun sekali.

3. Vaksin MMR
Vaksin virus MMR ini bertujuan melindungi anak terhadap tiga virus berbahaya, yakni campak, yang menyebabkan demam tinggi dan menimbulkan ruam tubuh lebar; gondok, yang menyebabkan rasa sakit wajah, pembengkakan kelenjar liur, dan kadang-kadang pembengkakan skrotum pada laki-laki; serta rubella atau campak Jerman, yang dapat menyebabkan kecacatan lahir jika infeksi terjadi selama kehamilan.
Diberikan 2 kali pada usia 12-15 bulan dan 4-6 tahun.

4. Vaksin Virus Cacar Air
Ruam yang berair, berbekas, dan terasa semakin gatal ketika digaruk ini adalah penyakit cacar air. Cacar air disebabkan oleh virus Varicella, yang biasanya terjadi pada manusia di segala umur. Varicella merupakan virus yang aktif karena bisa menular ke orang lain setelah adanya kontak langsung dengan penderita. Virus ini bahkan banyak mengakibatkan kematian. Beberapa orang yang sudah pernah divaksin pun juga masih bisa terserang sebagai akibat ketidakmampuan tubuh mendapatkan kekebalan dari vaksin yang sudah pernah masuk tubuh itu.
Diberikan 2 kali pada usia 12-15 bulan serta antara 4 dan 6 tahun.
Efek: rasa sakit di lokasi suntikan, demam, ruam ringan.

5. Vaksin Haemophilus influenzae Tipe B (Hib)/ Vaksin Meningitis
Haemophilus influenzae tipe b adalah bakteri yang menyebabkan meningitis. Meningitis merupakan peradangan selaput otak dan sumsum tulang belakang sangat berbahaya untuk anak-anak di bawah usia 5 tahun.
Diberikan 2 kali pada usia 2, 4, 6, dan 12-15 bulan.
Efek: demam, bengkak, kemerahan di lokasi suntikan.

6. Vaksin Polio (IPV)
Polio adalah berita buruk serta dapat menyebabkan kelumpuhan dan bahkan kematian.
Diberikan 2 kali saat usia 2 bulan, 4 bulan, antara 6 dan 18 bulan, serta antara 4 dan 6 tahun.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

7. Vaksin Pneumococcal Conjugate (PCV)
Vaksin ini dikenal sebagai PCV13, melindungi dari 13 jenis Streptococcus pneumoniae, yang merupakan bakteri yang dapat menyebabkan segala macam kekacauan, termasuk meningitis, pneumonia, infeksi telinga, infeksi darah, dan bahkan kematian. Pemberian vaksin untuk melindungi anak-anak terhadap kuman yang dikenal secara kolektif sebagai bakteri pneumokokus.
Diberikan 4 kali saat usia 2 bulan, 4 bulan, 6 bulan, dan 12-15 bulan.
Efek: mengantuk, bengkak di bekas suntikan, demam ringan, dan mudah tersinggung.

8. Vaksin Influenza (Flu)
Vaksin ini bertujuan memberikan kekebalan bagi tubuh terhadap serangan virus influenza. Kebanyakan dari vaksin ini diberikan di negara-negara dengan empat musim, tepatnya pada musim gugur. Karena influenza merupakan penyakit umum yang menyerang, vaksin diberikan terhadap anak umur 6 bulan atau lebih. Anak yang alergi telur tak harus diberikan vaksin ini.
Efek: demam, nyeri, serta kemerahan atau bengkak di tempat suntikan.

9. Vaksin Rotavirus (RV)
Rotavirus merupakan virus penyebab penyakit diare serta muntah-muntah pada anak-anak. Untuk mencegah kemungkinan terburuknya, anak biasanya diberi vaksin Rotavirus untuk melindungi dan melawan virus Rotavirus.
Diberikan secara oral karena berbentuk cairan pada anak usia 2 dan 4 bulan.
Efek: muntah, diare ringan setelah proses vaksinasi.

10. Vaksin Hepatitis A
Anak-anak bisa mendapatkan penyakit hepatitis A dari berbagi makanan atau minuman dengan penderita atau dengan meletakkan makanan yang terkontaminasi atau benda di mulut mereka. Hepatitis A adalah infeksi virus yang mempengaruhi hati, dan dapat menyebabkan sejumlah gejala, termasuk demam, kelelahan, sakit kuning, dan kehilangan nafsu makan.
Diberikan dua kali interval minimal 6 bulan, usia 12-23 bulan.
Efek: rasa sakit di tempat suntikan, sakit kepala, dan hilangnya nafsu makan.

DIAN

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mengenal Dampak Buruk Kecanduan Menonton TV Digital Bagi Balita

6 November 2022

Wanita paruh baya atau emak-emak tampak di video sedang terbawa emosi saat menonton televisi.
Mengenal Dampak Buruk Kecanduan Menonton TV Digital Bagi Balita

Televisi telah menjadi hiburan bagi kebanyakan manusia modern. Bagi balita, dampak buruk apa yang bisa ditimbulkan dari menonton TV Digital ?


8 Gejala Autisme yang Tercermin dari Perilaku Bayi

3 April 2019

Ilustrasi terapi untuk anak/autisme. Shutterstock
8 Gejala Autisme yang Tercermin dari Perilaku Bayi

Autisme bukan kelainan, melainkan keterbatasan seseorang dalam berkomunikasi dan bersosialisasi.


Perubahan Iklim Mempengaruhi Kesehatan Jantung Bayi

4 Februari 2019

Ilustrasi bayi. Pixabay.com
Perubahan Iklim Mempengaruhi Kesehatan Jantung Bayi

Sebuah studi terbaru menunjukkan bahwa bayi yang baru lahir rentan alami gangguan kesehatan jantung akibat perubahan iklim


Kembangkan Kemampuan Bicara Anak Melalui Gerak Ritmis

24 Januari 2019

Ilustrasi ayah dan ibu mengobrol dengan balita. shutterstock.com
Kembangkan Kemampuan Bicara Anak Melalui Gerak Ritmis

Gerakan ritmis pada anak bisa membantu mengembangkan kemampuan berbicara pada anak usia dini.


Bayi Gumoh Berlebihan, Jangan Sepelekan, Segera Periksa ke Dokter

15 November 2018

Bayi Gumoh. youtube.com
Bayi Gumoh Berlebihan, Jangan Sepelekan, Segera Periksa ke Dokter

Salah satu gangguan pencernaan yang sering terjadi pada bayi usia 0-12 bulan adalah gumoh. Gumoh bukan muntah yang diawali mual dan penuh di perut.


Anak Belum Bisa Berenang, Kenalkan Dulu Akuarobik

11 November 2018

Anggota WET Indonesia memperagakan gerakan akuarobik menggunakan pelampung yang dinamakan noodle. TEMPO | Dwi Nur Santi
Anak Belum Bisa Berenang, Kenalkan Dulu Akuarobik

Ketimbang memaksakan anak belajar berenang, ada baiknya orang tua memperkenalkan anak pada olahraga akuarobik atau aerobik air.


Tanda Bayi Memiliki Kulit Sensitif atau Tidak, Perhatikan Pipinya

6 November 2018

ilustrasi telinga bayi (pixabay.com)
Tanda Bayi Memiliki Kulit Sensitif atau Tidak, Perhatikan Pipinya

Banyak ibu mengira kulit bayi menjadi sensitif jika terkena air susu ibu atau ASI saat menyusui, terutama di daerah pipi


Ibu, Jangan Lupa Berikan Anak Imunisasi demi Kesehatannya

1 November 2018

Ilustrasi Imunisasi. TEMPO/Fully Syafi
Ibu, Jangan Lupa Berikan Anak Imunisasi demi Kesehatannya

Imunisasi adalah prosedur penting untuk mencegah anak terkena infeksi penyakit sejak usia dini.


Bayi Poppy Bunga Terkena Infeksi Usus, Apa Gejalanya

19 Oktober 2018

Poppy Bunga usai melahirkan anak keduanya. (Seno/Tabloidbintang.com)
Bayi Poppy Bunga Terkena Infeksi Usus, Apa Gejalanya

Poppy Bunga menceritakan infeksi usus yang terjadi kepada anak keduanya saat berusia 2 minggu, dan baru ketahuan di usia 1,5 bulan.


Bayi di NTT Rajin Minum Susu tapi Stunting Tinggi, Ada yang Salah

17 Oktober 2018

ilustrasi susu (pixabay.com)
Bayi di NTT Rajin Minum Susu tapi Stunting Tinggi, Ada yang Salah

Kontroversi susu kenal manis, apakah termasuk produk susu atau bukan memiliki implikasi yang panjang sampai ke masalah stunting.