TEMPO Interaktif, Jakarta - Iskandar Pasojo alias Acoz, orang yang disebut-sebut sebagai staf Wakil Ketua Badan Anggaran DPR Tamsil Linrung, akan memenuhi panggilan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) hari ini, Kamis 15 September 2011. Acoz akan diperiksa terkait kasus dugaan suap proyek infrastruktur transmigrasi senilai Rp 1,5 miliar. "Saya ke KPK. Panggilan saya pukul 10.00 WIB," ujar Acos melalui pesan pendeknya kepada Tempo, Kamis pagi tadi.
KPK memanggil Acoz sebagai saksi dalam kasus di Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi itu. Acoz menyatakan siap memberikan keterangan kepada KPK ihwal namanya yang ikut disebut-sebut terlibat dalam kasus tersebut. Dia ingin menjelaskan duduk perkara kepada penyidik KPK. "Agar alurnya benar," kata Acoz.
Nama Acoz terseret dalam pusaran kasus suap ini setelah para tersangka, yakni I Nyoman Suisnaya, Dadong Irbarelawan, dan Dharnawati, membeberkan perannya bersama Sindu Malik Pribadi dan Ali Mudhori kepada KPK.
Para tersangka itu menyebut Ali, Sindu, dan Acoz yang pertama kali menawarkan adanya peluang di program Percepatan Pembangunan Infrastruktur Daerah (PPID) di kawasan transmigrasi pada APBN-Perubahan 2011 dengan biaya Rp 500 miliar.
Bahkan kepada Nyoman (Sekretaris Direktorat Jenderal Pembinaan Pembangunan Kawasan Transmigrasi) dan Dadong (Kepala Bagian Evaluasi dan Perencanaan) pada April lalu, mereka meminta jatah fee sebesar 10 persen dari proyek tersebut.
Kasus ini terbongkar setelah KPK mencokok Nyoman, Dadong, dan perwakilan dari PT Alam Jaya Papua, Dharnawati alias Nana, pada 25 Agustus lalu. Ketiganya ditangkap bersama uang yang diduga untuk suap sebesar Rp 1,5 miliar. Uang itu diduga ada kaitannya dengan proyek PPID di kawasan transmigrasi di 19 kabupaten yang berbiaya Rp 500 miliar. KPK pun menetapkan ketiganya sebagai tersangka.
Menurut Acoz, pemeriksaan yang akan dijalaninya hari ini kemungkinan akan berlangsung lama. "Katanya (pemeriksaan) sampai malam." Acoz berjanji akan memberikan keterangan kepada wartawan usai diperiksa penyidik Komisi Antikorupsi. "Nanti saya lihat situasi," ujarnya.
IRA GUSLINA