Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Museum Ini Memberi Hadiah Bagi Pengunjungnya  

image-gnews
Iklan

TEMPO Interaktif, Jakarta - Saban musim panas, Pemerintah Belanda gencar menjual agenda wisata. Jutaan turis asing yang datang ditawari berbagai paket kunjungan yang sesungguhnya klasik-klasik belaka. Melongok kampung asli Volendam yang dihiasi windmills (kincir angin), naik cruise di kanal-kanal keliling kota Amsterdam, sampai pertunjukan erotik berani malu semacam Casa Rosso yang memasang propaganda "live sex on stage!". Namun, di antara tawaran yang biasa itu, ada yang selalu dijadikan primadona wisata, yakni kunjungan ke berbagai museum seni rupa.

Bagi sebagian orang yang memahami museum sebagai "kuburan", melihat museum seni rupa dibanjiri pengunjung merupakan kejadian ajaib. Museum Van Gogh di Amsterdam, misalnya, diantre sampai 200 meter panjangnya meski suhu 15 derajat Celsius dan tiket yang berharga 14 euro (setara dengan Rp 175 ribu) cukup membuat keder. Yang menemani keramaian Museum Van Gogh adalah Museum Rijks, juga di Amsterdam, yang pada beberapa bagian sedang direnovasi sampai 2013.

Museum Rijks memiliki sejumlah masterpiece yang selalu mencengangkan. Lukisan raksasa Frans Hals (1582-1666) yang menggambarkan puluhan figur dalam sajian realis menghadang pandangan banyak orang. Pada bagian lain, muncul karya Jan Vermeer (1632-1675), pelukis asal Delft yang ternama dengan lukisan wanita berkalung mutiara itu. Kini figur Vermeer semakin menggoyahkan hati setelah Hollywood memfilmkan roman si pelukis dalam Girls with a Pearl Earing.

Namun, yang paling mengentak tentu adalah karya Rembrandt (1606-1669), De Nachtwacht (Penjaga Malam). Dalam setiap menit, puluhan orang berkerumun di depan lukisan itu. Diakui, De Nachtwacht merupakan ikon seni rupa paling populer di Eropa, selain Monalisa-nya Leonardo da Vinci di Museum Louvre (Prancis) dan Guernica-nya Pablo Picasso di Museum Reina Sofia (Madrid, Spanyol).

Namun, Museum Rijks tak ingin berhenti di kebanggaan lama. Pada Summer Season 2011 ini, museum menguar-uarkan adikarya baru. Lukisan itu karya Caesar Boetius van Everdingen, seniman kelahiran Utrecht tahun 1617 yang meninggal pada 1678. Caesar cukup dikenal sebagai pelukis klasik yang banyak terpengaruh spirit seni Italia. Dialah yang melukis Four Muses with Pegasus di Huis ten Bocsh (vila kerajaan), Den Haag. Tapi kepopuleran Caesar dalam sejarah masih kalah dibanding adiknya, Allart van Everdingen, yang diakui lebih berbobot.

Adikarya Caesar itu berjudul sementara Meisje met Brede Hoed (Gadis dengan Topi Lebar), ciptaan 1645-1650. Ukuran Meisje hanya sekitar 120 x 100 sentimeter. Itu kecil dibanding De Nachtwacht yang 4 depa. Namun, ia lebih besar dibanding Monalisa yang cuma setinggi 4 jengkal. Meisje baru diakuisisi oleh Museum Rijks pada 2009 dan dipajang pada tahun ini. Jadi, terbilang super-gres!

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dalam lukisan, si meisje (gadis) digambarkan mengenakan baju putih kekelabuan. Kepalanya dihiasi topi indah penahan panas berwarna putih dan oranye. Tangannya mengangkat sebuah wadah mirip bokor dari Bali atau Toraja yang isinya seperti petikan tanaman dan bunga. Mata si meisje tampak melirik seseorang dengan bibir yang sedikit menyungging senyum. Sejumlah perilaku yang tidak biasa dilakukan oleh seorang gadis Utrecht pada zaman itu. Ia berdiri di tengah alam terbuka, dengan terik matahari yang menjanjikan kehangatan. Lukisan ini memang cantik luar biasa dalam segala aspeknya.

Meisje dipasang di dinding khusus yang luas. Di sisi lukisan ada cerita tentang gadis ini yang konon dahulu kala dikenal sebagai Lady Winter. Kemanisannya membius, kehalusan kulitnya membuat iri wanita seantero wilayah tempat ia tinggal. Setelah cerita itu, Museum Rijks melontarkan pertanyaan: judul apa yang paling tepat untuk lukisan ini? Sebuah soal yang membawa penonton kembali menafsir: sesungguhnya, apa yang sedang dilakukan oleh si gadis. Menari, bergerak memberi, beringsut menaruh, atau sekadar berpose? Benda berisi apa yang dipegangnya? Semua usulan judul ditampung oleh Museum Rijks sampai akhir musim gugur mendatang.

Lalu, puluhan ribu orang berdiri tertegun di depan lukisan itu. Mereka akhirnya tak hanya melihat, tapi juga berusaha menjawab pertanyaan yang diajukan. Para pengunjung semakin serius menafsirkan lukisan Meisje ketika diketahui bahwa Museum Rijks dan Bank Giro Loterij menyediakan hadiah kunjungan ke berbagai museum Eropa bagi penjawab yang menang.

Siasat Museum Rijks untuk menjaring pengunjung lewat Meisje met Brede Hoed agaknya berhasil. Maka, berkatalah seorang pengunjung. "Busyet! Saya semakin sering ke sini lantaran Lady Winter, bintang iklan yang erg mooie itu!



AGUS DERMAWAN T. (Kritikus, Penulis Buku-Buku Seni).

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

26 hari lalu

Pameran Voice Against Reason. Foto: Museum Macam.
Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

Pameran seni rupa ini diikuti perupa dari Australia, Bangladesh, India, Jepang, Singapura, Taiwan, Thailand, Vietnam, dan Indonesia.


Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

33 hari lalu

Pameran seni rupa Islami berjudul Bulan Terbit  sejak 15 Maret hingga 14 April 2024 di Grey Art Gallery Bandung. (Dok.Grey)
Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

Pameran seni rupa Islami ini menampilkan 85 karya 75 seniman yang membawa kesadaran bagaimana memaknai nilai-nilai Islam.


Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

16 Oktober 2023

Karya instalasi buatan Michelle Jovita berjudul Massa Manusa. (Dok.pameran).
Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

Gen Z menggelar pameran seni rupa yang berisi karya digital art, seni instalasi, gambar atau drawing, lukisan, seni grafis, patung, juga performance


Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

23 September 2023

Pameran Lengan Terkembang: Ruas Lintas - Abilitas di Bale Tonggoh Selasar Sunaryo Art Space Bandung melibatkan belasan peserta seniman difabel.  Foto: TEMPO| ANWAR SISWADI.
Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

Program itu dilatari oleh kenyataan bahwa pameran seni rupa di Indonesia selama ini belum menjadi ruang khalayak yang inklusif.


Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

19 September 2023

Pameran Artsiafrica#2 di Galeri Pusat Kebudayaan Bandung berlangsung 16 - 30 September 2023. Foto: Dok.Galeri.
Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

Pameran seni rupa bertajuk Artsiafrica menampilkan sosok warga Asia dan Afrika lewat muka hingga balutan budayanya di negara masing-masing.


Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

4 September 2023

Pameran kelompok Ambari di Galeri Orbital Dago Bandung hingga 17 September 2023. (TEMPO/ANWAR SISWADI)
Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

Karya yang ditampilkan 9 anggota dari kelompok Ambari dalam pameran Prismeu adalah perwujudan dari benda atau alam sekitar yang nyata di keseharian.


Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

20 Agustus 2023

Lukisan karya Iwan Suastika berjudul Beauty in a Chaotic Rhythm. Dok. D Gallerie
Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

Pameran tunggal Iwan Suastika diharapkan dapat membangun diskusi bersama tentang nilai-nilai kemanusiaan dengan perubahan alam.


Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

19 Juni 2023

Karya Dionisius Caraka berjudul Tumbukan Lato-lato di Galeri Ruang Dini Bandung. TEMPO/ANWAR SISWADI
Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

Pameran Seni Rupa yang berlangsung di Galeri Ruang Dini, Bandung itu banyak menggunakan media papan kayu.


Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

21 Mei 2023

Karya Isa Perkasa berjudul Masker 2024. (Dok.Pribadi)
Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

Ada cara yang dinyatakan oleh para seniman dalam pameran seni rupa ini, seperti mengenali ulang apa yang terlihat sebagai realitas keseharian.


Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

7 April 2023

(kiri ke kanan) Hilmar Faris, Claire Siregar, Sylvia Siregar pada acara pembukaan Bianglala Seribu Imajinasi, di Bentara Budaya Jakarta, Jakarta Pusat, pada Rabu, 5 April 2023. Foto: TEMPO | Gabriella Amanda.
Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

Imajinasi unik dan berbeda yang dimiliki penyandang autisme ini terlihat dari karya mereka yang memiliki makna sudut pandang sendiri.