TEMPO Interaktif, Jakarta - Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Taufik Yudi Mulyanto, menyesalkan terjadinya tawuran antara siswa Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 6, Bulungan, Jakarta Selatan, dan para wartawan. "Seharusnya hal itu tidak boleh terjadi. Ini mungkin karena ada salah komunikasi, mungkin juga ada yang mengipas-ngipasi," kata Taufik saat dihubungi pada Senin, 19 September 2011.
Menurut Taufik, dia baru menerima laporan dari Kepala Sekolah SMAN 6. Namun dia mengatakan belum bisa memutuskan apa pun. "Masih perlu rapat lebih lanjut," kata dia.
Taufik mengatakan guru sudah sering mengawasi siswanya hingga pukul 18.00 WIB agar para siswa tidak terlibat tawuran. "Tapi ternyata tawurannya terkadang malah terjadi pukul 19.00," kata dia.
Taufik juga menolak bila dikatakan siswa-siswa tidak bisa dikendalikan karena mereka adalah anak-anak dari keluarga kaya, seperti keluarga menteri, artis, dan pejabat tinggi pemerintahan.
"Kami menerima siswa tidak berdasarkan kemampuan membayar, tapi memang karena nilainya memenuhi syarat. Kedua sekolah tersebut juga pernah mengembalikan siswanya ke orang tua karena tidak mematuhi lagi peraturan sekolah," katanya.
Pagi ini terjadi bentrokan antara wartawan dan siswa SMAN 6. Awalnya wartawan dari berbagai media melakukan aksi damai di depan sekolah berkaitan dengan pemukulan terhadap wartawan stasiun televisi Trans 7 yang diduga dilakukan oleh siswa SMAN 6, Jumat malam, 16 September 2011. Aksi damai berubah menjadi bentrokan ketika siswa keluar dari sekolah dan menyerang wartawan.
AMANDRA MUSTIKA MEGARANI