TEMPO Interaktif, Jakarta - Salah seorang korban pengeroyokan siswa SMA 6 Jakarta, Yudistiro Pranoto, wartawan Seputar Indonesia, luka serius di kepala. Hingga kini korban dirawat di Rumah Sakit Pusat Pertamina. "Kalau empat hari ada pingsan dan muntah-muntah, harus di-scan ulang," kata Dokter Nanang dalam penjelasan singkatnya di RSUPP, Senin, 19 September 2011. Namun scan atau pemindaian pertama tidak menunjukkan adanya pendarahan.
Tawuran terjadi sekitar pukul 14.30, bertepatan dengan jam bubar sekolah. Saat itu puluhan wartawan tengah berkumpul di depan SMA 6 untuk liputan. Liputan itu terkait aksi pemukulan terhadap seorang reporter Trans 7 yang diduga dilakukan seorang pelajar sekolah itu.
Saat ratusan siswa muncul dari gerbang sekolah, seorang wartawan mengenali pelajar yang melakukan pemukulan terhadap rekannya. Entah bagaimana kemudian terjadi keributan dan berujung tawuran.
Karena kalah jumlah, kelompok wartawan menghindar ke arah Bulungan. Namun di sana telah menunggu ratusan pelajar yang juga menyerang wartawan-wartawan itu.
Tak hanya reporter Trans 7 yang menjadi korban. Panca Surkani dari Media Indonesia lebam kepalanya. Flash kameranya patah. Septiawan, wartawan Sinar Harapan, juga terluka meski tidak serius.
JAYADI SUPRIADIN