TEMPO Interaktif, KABUL - Serangan bom pada Selasa (20/9) petang menewaskan bekas Presiden Afganistan Burhanuddin Rabbani. Juru runding pemerintah Afganistan dengan Taliban, yang ditunjuk Presiden Hamid Karzai itu tewas sekitar jam 6 petang waktu Kabul, Afganistan. Bom itu meledak di rumahnya di Kabul, yang berjarak sepelemparan batu dari Kedutaan Amerika Serikat.
"Sepertinya bom meledak dari dalam rumah," kata Mohammad Aslan, seorang pembuat roti yang mendengar ledakan itu. Sebab, kata dia, ledakannya tak terlalu kencang.
Polisi Kabul menduga pelaku pengeboman menyimpan bom di sorbannya. Pelaku merupakan salah seorang tamu Rabbani petang itu. Rabbani adalah presiden yang digulingkan oleh Taliban pada 1996.
Rabbani, yang kini memimpin Dewan Tertinggi Perdamaian Afganistan, tewas di saat tengah rajin berunding dengan pemberontak Taliban. Perundingan kerap digelar di perbatasan Afganistan-Pakistan.
Ledakan itu juga mencederai Masoom Stanekzai, seorang tokoh kunci perundingan dengan Taliban. Dikhawatirkan tewasnya Rabbani bakal membuat perundingan antara pemerintah Afganistan dan Taliban menemui jalan buntu.
"Afganistan bakal terjerumus ke dalam krisis politik," demikian dilansir media Inggris, The Guardian. Rabbani belum lama ini ke Indonesia.
Guardian | Andree Priyanto