TEMPO Interaktif, Jakarta - PT PLN (Persero) hari ini menandatangani program Surat Utang Global Jangka Menengah atau Global Medium Term Notes (GMTN) sebesar US$ 2 miliar. Tapi surat utang ini berbeda dengan obligasi yang diterbitkan oleh PLN pada 2009. Saat itu PLN hanya sekali menerbitkan obligasi untuk mendapatkan dana pinjaman.
Sementara dengan GMTN ada ketentuan dan batasan. "Karena ini program, jadi dananya berdasarkan program," kata Direktur Keuangan PLN, Setio Anggoro Dewo, ketika dihubungi Tempo, Kamis, 22 september 2011. Besaran dana dalam surat utang kali ini dibatasi hingga US$ 2 miliar. Pencairan hanya dapat dilakukan hingga 31 Desember 2012.
Perusahaan setrum pelat merah itu telah menunjuk Barclays Capital dan Citi sebagai arranger untuk program pertama. Sementara Barclays Capital, Citi, HSBC, dan UBS dipilih sebagai dealer untuk program tersebut. Meski telah diteken, PLN masih memantau kondisi terlebih dahulu sebelum melepasnya ke pasar.
"Pasar lagi tidak keruan. Kami masuk pasar, tapi sebatas pemberitahuan dulu bahwa kami mengeluarkan program ini. Soal eksekusi tergantung pada peluang dari pasar," ujar Dewo. Bila banyak permintaan, PLN segera mengeksekusi surat utang. Namun jika permintaan kurang, PLN memilih sikap menunggu.
"Kalau transaksi sudah ada baru kami masuk ke dalam proses tawar-menawar dengan para investor," katanya. Soal bunga juga diserahkan sepenuhnya kepada pasar. PLN sendiri tidak menargetkan investor yang akan dipilih untuk membeli surat utang mereka. Tapi dana dari surat utang nantinya akan digunakan untuk membiayai kebutuhan umum perseroan.
"Paling penting itu terkait rencana belanja modal tahun ini dan tahun depan," ujarnya. Pada 2011 PLN menargetkan peningkatan pendapatan dari Rp 174 triliun menjadi Rp 190 triliun. Belanja modal PLN tahun ini sebesar Rp 66 triliun, yang berasal dari dana internal, subsidiary loan agreement (SLA), APBN, dan pinjaman perbankan. Porsi yang ditargetkan 30 persen dari internal, dan 70 persen dari eksternal.
PLN akan menjajaki kemungkinan investasi dari mancanegara yang dimulai pada 27 September. Sebelumnya Direktur Utama PLN Dahlan Iskan mengatakan muhibah bisnis akan digelar di sejumlah kota, seperti Singapura, Hong Kong, London, New York, dan Los Angeles. Usai itu PLN akan menentukan harga dan jangka waktu (tenor) obligasi ini pada September atau Oktober.
GUSTIDHA BUDIARTIE