TEMPO Interaktif, Jakarta - PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk akan menerbitkan obligasi berkelanjutan tahap pertama pada akhir tahun ini. Penerbitan obligasi itu dilakukan untuk memenuhi target kebutuhan pendanaan sebesar Rp 9,1 triliun.
Direktur Keuangan Adira Finance I Dewa Made Susila mengatakan pada tahap pertama ini perseroan akan menerbitkan obligasi sekitar Rp 1,5-2 triliun. "Penerbitan obligasi ini akan berlangsung selama dua tahun dengan total obligasi mencapai Rp 6 triliun," ujar Made usai rapat umum pemegang saham luar biasa di Jakarta, Kamis 22 September 2011, di Jakarta.
Perseroan menunjuk empat perusahaan sebagai penjamin emisi. Di antaranya Standard Chartered Securities, CIMB Niaga Securities, Indopremier Securities, dan Mandiri Sekuritas. Adira pun masih memproses obligasi berkelanjutan itu. Dia memperkirakan proses akan selesai pada akhir September 2011. Mengenai peringkat obligasi, katanya, belum secara resmi dikeluarkan. "Saat ini masih dapat peringkat indikatif. Setelah audit minggu ini peringkat akan turun," ujar Made.
Made menuturkan sebesar 40-50 persen kebutuhan pendanaan diperoleh dari obligasi. Pada semester satu tahun ini Adira Finance telah memperoleh pendanaan sebesar Rp 5 triliun. "Sebesar Rp 2,5 triliun di antaranya dihasilkan dari penerbitan obligasi Adira Finance V yang diterbitkan pada Mei lalu," katanya.
Selain obligasi berkelanjutan, menurutnya, kebutuhan pendanaan akan diperoleh dari pinjaman perbankan dan penerbitan medium term note (MTN). Mengenai pinjaman perbankan, perseroan sampai saat ini telah memasuki tahap final kesepakatan dengan satu perbankan. "Kemungkinan ada sekitar tiga bank lagi yang akan meminjamkan pendanaan ke Adira pada tahun ini," ujarnya. Sementara MTN menurutnya juga telah memasuki tahap penyelesaian.
Direktur Utama Adira Finance Stanley Setia Atmadja yakin penerbitan obligasi berkelanjutan pada akhir tahun ini dapat berjalan baik. Ini mengingat pasar masih tumbuh dengan optimisme tinggi.
Pada RUPSLB yang berlangsung hari ini, menurut Stanley, para pemegang saham menyepakati usulan perseroan yang ingin menjadikan jaminan utang kekayaan Adira Finance berupa piutang sebesar lebih dari 50 persen, tapi tidak boleh melebihi 150 persen jumlah kekayaan bersih perseroan.
Dengan kecukupan pendanaan, katanya, perseroan yakin dapat memenuhi target pembiayaan baru hingga akhir tahun mencapai Rp 30,7 triliun. "Pada 2012 nanti kami menargetkan pembiayaan baru akan tumbuh 15 persen dari total tahun ini," katanya.
Adapun total pembiayaan baru hingga Agustus ini mencapai Rp 21,2 triliun atau setara dengan 1,3 juta unit kendaraan bermotor.
SUTJI DECILYA