TEMPO Interaktif, Jakarta - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia meminta pemerintah lebih mempertimbangkan pembiayaan ekspor atau trade financing daripada kebijakan repatriasi. “Sistem pembayaran dapat bermacam-macam, tetapi sekarang yang perlu adalah trade financing,” kata Wakil Ketua Umum Bidang Perdagangan Distribusi dan Logistik Kadin, Natsir Mansyur, Kamis, 22 September 2011.
Pembiayaan ekspor, menurut dia, dapat meningkatkan keuntungan karena mampu memangkas biaya akibat adanya pihak ketiga. Dengan begitu, eksportir bisa langsung bertransaksi dengan produsen. “Ada margin 10 persen yang bisa dipangkas dari adanya pihak ketiga,” kata Natsir.
Sedangkan kebijakan repatriasi yang diterapkan Bank Indonesia sebagai jalur transparansi transaksi ekspor diyakini mampu memenuhi kebutuhan valuta asing nasional dengan menarik dana hasil ekspor ke dalam negeri. Hal ini dilakukan dengan menghimpun potensi devisa negara yang selama ini banyak terparkir di luar negeri.
Terkait dengan pelemahan nilai tukar rupiah belakangan ini, Natsir menilai kalangan eksportir akan diuntungkan. “Importir paling rugi.” Kadin hanya bisa berharap Bank Indonesia bisa menahan laju pelemahan nilai rupiah ini.
FRANSISCO ROSARIANS