TEMPO Interaktif, Jakarta - Pemerintah menjamin seluruh biaya pengobatan para korban bom bunuh diri yang terjadi di Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS) di Kepunton, Solo, Jawa Tengah, Ahad kemarin. Jaminan ini akan diberikan oleh pemerintah pusat maupun dari pemerintah daerah kota Solo.
"Intinya mereka dibebaskan biayanya, Solo bayar apanya, dan kami nanti bayar apanya," kata Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih di Kantor Presiden, Senin 26 September 2011.
Menurut Menteri Endang, korban tewas dalam peristiwa tersebut hanya satu orang yang diduga sebagai pelaku pengeboman. Sedangkan yang menjadi korban, yakni sebanyak 14 orang sudah diperbolehkan pulang dari rumah sakit dan menjalani rawat jalan, serta 14 orang lagi masih dirawat di Rumah Sakit Dr. Oen, Solo.
Ke-14 orang yang masih dirawat itu, empat orang diantaranya menderita patah tulang, dan 2 orang lainnya dengan kondisi agak berat, yakni kemasukan satu benda asing di otaknya dan seorang lainnya di kandung kemih. "Sudah berhasil dikeluarkan kemarin. Ada satu benda asing lagi di kandung kemihnya juga sudah dioperasi tadi malam," ujarnya. Endang sendiri berencana untuk menjenguk korban yang terluka di bagian otak itu.
Bom bunuh diri di Gereja Bethel Kepunton itu diledakkan sekitar pukul 11.00 WIB, Minggu kemarin, ketika kebaktian selesai dan jemaat keluar dari gereja. Pelaku, menurut sejumlah saksi, masuk ke dalam gereja dan ikut keluar saat kebaktian selesai. Para korban terluka setelah bom yang dipasang di dada pelaku meledak dan menghamburkan paku, baut, dan mur besi.
Untuk menangani para korban ini, pemerintah pusat terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah. Kementerian Kesehatan juga telah mengirim salah seorang pejabatnya setingkat direktur jenderal untuk memantau perkembangan perawatan korban. "Kami ingin pastikan pasien dapat pelayanan optimal. Kalau rumah sakit tidak sanggup, kita pastikan rujukan ke rumah sakit lainnya," tutur Endang.
EKO ARI WIBOWO