TEMPO Interaktif, Jakarta - Perhimpunan negara-negara Asia Tenggara (ASEAN) akhirnya menyetujui pembentukan Asean Infrastuktur Fund (AIF). Persetujuan pendirian lembaga keuangan ini dilakukan para Menteri Keuangan ASEAN di Washington DC, Amerika Serikat kemarin.
"Pendirian AIF ini sangat tepat waktu dan sesuai, karena negara-negara ASEAN sedang melakukan eksplorasi terhadap sumber-sumber dan mekanisme pembiayaan," ujar Menteri Keuangan Agus Martowardojo melalui keterangannya kemarin.
Bekerja sama dengan Bank Pembangunan Asia (ADB), lLembaga ini nantinya akan didedikasikan khusus khusus untuk pendanaan pembangunan infrastruktur negara Asia Tenggara. Modal awal pembentukannya disepakati US$ 485,2 juta, terdiri dari penyertaan modal negara ASEAN US$ 335,2 juta dan ADB US$ 150 juta. Indonesia menyetor US$ 120 juta.
Diperkirakan kebutuhan untuk pembangunan infrastuktur di ASEAN mencapai US$ 60 miliar per tahun. Lembaga ini menargetkan bisa menerbitkan obligasi bagi bank-bank sentral ASEAN yang memiliki kelebihan cadangan devisa.
Pendirian lembaga ini, diharapkan mewujudkan Master Plan in ASEAN Connectivity. Lembaga ini juga akan mendorong kolaborasi pendanaan infrastruktur dalam kerangka public private partnership. "Ini merupakan salah satu keberhasilan diplomasi Indonesia, karena AIF terbentuk dalam periode kepemimpinan Indonesia di ASEAN," ujar Menteri Agus.
ALWAN RIDHA RAMDANI