TEMPO Interaktif, Jakarta - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengajak para pengusaha di sejumlah bidang untuk bermitra dengan pemerintah dalam rangka melestarikan lingkungan hidup. Selama ini, pengusaha di bidang-bidang tersebut beroperasi di hutan sehingga turut memberi dampak kepada lingkungan. Selain kepada pengusaha, Presiden SBY juga mengajak pemerintah daerah untuk terus mendorong pelestarian lingkungan.
"Saya menyerukan kepada para pemimpin bisnis, khususnya di sektor minyak, bubur kayu, dan pertambangan sawit untuk bermitra dengan kami dan meningkatkan kelestarian lingkungan dari operasi mereka," kata SBY dalam pertemuan Future to Meet Demand for Food, Fibre, Fuel and REDD+ di Hotel Shangri-la, Jakarta, Selasa, 27 September 2011.
Pertemuan juga dihadiri Menteri Lingkungan Hidup Norwegia Erik Solheim, Menteri Lingkungan Hidup Inggris Jim Paice dan Direktur Jenderal CIFOR. Sedangkan dari Indonesia, hadir Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa, Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan, Menteri Lingkungan Hidup Gusti Muhammad Hatta dan Menteri Pertanian Suswono.
Menurut SBY, sebagai salah satu upaya pelestarian hutan, pemerintah telah menggencarkan kampanye untuk menanam satu miliar pohon setiap tahunnya. Indonesia, kata dia, memiliki komitmen yang tinggi dalam mengantisipasi perubahan iklim dan upaya global melindungi hutan.
Hal itu perlu dilakukan lantaran Indonesia memiliki hutan tropis terbesar ketiga di dunia sebagai pusat ekonomi, lingkungan, dan masyarakat. Hutan ini menjadi rumah bagi sekitar 12 persen mamalia, 16 persen reptil dan amfibi, serta 17 persen dari semua spesies burung di dunia. Kepulauan Indonesia juga memiliki lebih dari 10.000 spesies pohon.
Hutan, kata SBY, membantu mengatur kualitas dan ketersediaan air untuk irigasi. Oleh sebab itu, manajemen penggelolaan hutan sangat penting. Hutan juga menjadi pusat dari makanan, energi, dan kelestarian kehidupan manusia. Upaya pelestarian hutan juga ditujukan untuk daya tahan terhadap longsor dan mencegah bencana.
Pelestarian hutan, SBY menambahkan, juga harus dilakukan untuk mengurangi emisi karbondioksida. "Indonesia bisa membuat perkembangan signifikan yang berdampak positif pada situasi perubahan iklim," katanya.
Tahun lalu, Indonesia telah menyepakati secara sukarela akan mengurangi emisi karbon sebesar 26 persen pada tahun 2020. Sejak itu, SBY mengatakan pemerintahannya juga telah melakukan banyak inisiatif. Misalnya, pada tahun 2010, Indonesia menandatangani Letter of Intent dengan Pemerintah Norwegia untuk mengurangi emisi karbon dengan mengurangi deforestasi dan degradasi hutan. Hal ini dikenal sebagai REDD Plus, konsep yang diluncurkan di Bali pada 2007.
EKO ARI WIBOWO