TEMPO Interaktif, Jakarta - Kementerian Keuangan telah menghabiskan dana Rp 3,132 triliun untuk membeli kembali (buyback) Surat Utang Negara (SUN) selama September ini. Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan langkah itu merupakan salah satu upaya antisipasi terhadap penarikan dana asing dari pasar Surat Berharga Nasional ke luar negeri atau sudden reversal.
Meski telah menggelontorkan dana sebesar itu, Bambang menolak jika krisis telah melanda ekonomi dalam negeri. “Masih normal,” katanya, Rabu, 28 September 2011.
Bambang menilai jumlah dana yang dihabiskan untuk buyback tidak membuat pemerintah mengubah status pasar SBN menjadi waspada. “Gejolak itu terjadi harian. Kalau mau ubah status itu harus lihat pada kondisi beberapa hari, intinya sekarang masih normal,” katanya.
Dalam menstabilkan pasar SBN, pemerintah memantau pasar secara intensif dan melakukan pendekatan persuasif kepada pelaku pasar yang menjual surat utang. “Kami meminta dealer utama agar menahan diri untuk tidak melakukan penjualan yang eksesif atau pun spekulatif,” ujarnya.
Usaha pemerintah sesuai krisis manajemen protokol ini juga dikoordinasikan dengan Bank Indonesia dan Kementerian BUMN setiap hari. “Ini terkait persiapan pelaksanaan Bond Stabilization Framework,” katanya. Pemerintah juga mendatangi langsung investor satu per satu untuk meyakinkan bahwa fundamental ekonomi dalam negeri masih kuat.
AKBAR TRI KURNIAWAN