TEMPO Interaktif, Jakarta - Ketua Umum Asosiasi Semen Indonesia (ASI) Urip Timuryono memprediksi konsumsi semen dalam negeri pada semester II tahun ini diprediksi akan naik menjadi sekitar 24 juta ton. "Naik sekitar 10 persen dibanding dengan periode yang sama tahun lalu yang sekitar 22 juta ton," katanya, Rabu, 28 September 2011.
Pertumbuhan konsumsi tersebut, lanjutnya, akan banyak dipengaruhi oleh banyaknya proyek infrastruktur yang akan direalisasikan pada semester II tahun ini. Sedangkan konsumsi semen terbesar diprediksi masih akan terjadi di Pulau Jawa dan Sumatera.
Menurutnya, sejak beberapa tahun terakhir, konsumsi semen dalam negeri terus mengalami pertumbuhan. Bahkan, pada 2009 konsumsi semen masih tumbuh sekitar 6 persen meskipun kinerja industri dalam negeri menurun.
Dirjen Basis Industri Manufaktur Kementerian Peridustrian Panggah Susanto mengatakan kebutuhan semen di Sumatera pada semester II tahun ini diprediksi akan melonjak hingga 15 persen. "Di Jawa sekitar 10 persen pertumbuhannya," katanya.
Untuk memenuhi kebutuhan konsumsi dalam negeri yang terus naik, lanjutnya, industri semen dalam negeri juga diharapkan bisa mengimbanginya dengan meningkatkan kapasitas produksi dan membangun pabrik baru. "Katakan konsumsi tumbuh 8 persen, maka industri semen juga harus tumbuh 8 persen. Untuk mempersiapkan kebutuhan semen 2 tahun ke depan, maka kita harus mulai membangun pabrik sekarang karena butuh dua tahun untuk membangun pabrik hingga operasional," katanya.
Saat ini sudah ada sejumlah produsen semen yang telah siap untuk produksi, yaitu, Semen Tonasa, Semen Gresik, dan Lafarge dengan kapasitas produksi masing-masing sebesar 2,5 juta ton, 2,5 juta ton, dan 1,6 juta ton. Selain itu, juga ada sejumlah produsen yang siap melakukan pembangunan pabrik semen baru seperti Holcim, pabrik semen Cina yang di Grobogan dan Anhui.
AGUNG SEDAYU