TEMPO Interaktif, Manila -Para petinggi intelijen milita dari 10 anggota Perhimpunan Negara-negara Asia Tenggara (ASEAN), Rabu 28 September sepakat untuk meluaskan kerjasama dalam memerangi militansi Islam lewat berbagi informasi dan tukar pengalaman.
Setelah dua hari pertemuan militer intelijen di Manila, Filipina, para pejabat dari anggota ASEAN juga setuju untuk menyusun dan mengadopsi standar bersama bagaimana menangani ancaman-ancaman dari militan Islam yang terkait ke jaringan Al Qaidah yang aktif di kawasan.
“Kami akan menuju sebuah perangkat dan teknik-teknik bersama untuk para pengamat intelijen kami sehingga kami mempunyai langkah-langkah bersama atas ancaman teror di Asia Tenggara,” kata Mayor Jendral Fransisco Cruz, Kepala Intelijen Militer Filipina kepada wartawan di Manila, sian tadi.
Cruz menyebutkan ASEAN telah membangun sebuah basis data regional membantu negara anggota mengidentifikasi dan melacak jejak para militan yang dikenal berasal dari Indonesia, Malaysia, Thailand, Singapura dan Filipina.
“Para pejabat intelijen sepakat untuk memfasilitasi aliran informasi, terutama teroris dan organisasi teroris, kekuatan mereka, gerakan dan pendanaannya,” ungkap Cruz.
Rohan Gunaratna, pakar jaringan militan yang berbasis di Singapura, menyebutkan ancaman dari para militan Islam “tetap sangat signifikan” di Asia Tenggara meskipun terjadi penangkapan dan tewasnya para pemimpin top militan regional. “Ada kemajuan siginifikan di Filipina dan Indonesia akhir-akhir ini. Tapi ancaman tetap berlanjut,” ujarnya.
Reuters | dwi arjanto