TEMPO Interaktif, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo menjamin air dari Perusahaan Air Minum (PAM) di Jakarta aman. "PDAM bekerja sama dengan dua operator (Palyja dan Aetra) secara acak melalui pengambilan sampel untuk pengecekan. Yang jelas untuk Jakarta air PAM pasti aman," katanya seusai salat Jumat di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat, 30 September 2011.
Kali Bekasi yang menurut BPLHD Bekasi tercemar E-coli, "Harus diketahui lokasi (persisnya) di mana dan apakah itu menjadi pasokan air baku ke Jakarta," kata dia. Sebab, kata Fauzi, pasokan air ke Jakarta bukan dari Kali Bekasi, tapi Saluran Kanal Tarum Barat. Dari saluran Kanal Tarum Barat aliran air disalurkan ke Kali Malang dan Kali Bekasi. Air dari Kali Malang itu yang dialirkan ke DKI Jakarta.
Namun Fauzi mengatakan akan mempelajari kondisi air yang mengalir ke Jakarta. Yang jelas, kata dia, meski air baku mengandung bakteri, air itu akan diproses sebelum disalurkan melalui pipa air ke rumah-rumah di Jakarta.
"Jadi kalau sudah keluar dari proses saya kira aman dikonsumsi, meski katakanlah bahan bakunya itu terkontaminasi," katanya. Namun dia melarang air hasil proses tersebut dikonsumsi langsung oleh masyarakat. "Tetap harus dimasak terlebih dahulu," katanya.
Sebelumnya Direktur Air Baku PDAM Tirta Bhagasasi, Wahyu Prihantono, mengatakan sejumlah besar bakteri Escherichia coli (E. coli) mencemari pasokan air baku untuk Jakarta, sama seperti bakteri-bakteri itu mencemari pasokan untuk Bekasi. Satu di antara sumber datangnya E. coli adalah air Kali Bekasi. "Membuat kandungan bakteri E. coli melebihi baku mutu," katanya.
Hikayat kualitas air Kali Bekasi semakin parah setelah terungkap bahwa kali itu setiap malam menerima gelontoran tinja dari mobil-mobil tangki. Mobil-mobil itu biasanya membuang ke instalasi pengolahan limbah tinja di TPA Sumur Batu, yang sementara ini ditutup karena dilakukan perbaikan.
AMANDRA MUSTIKA MEGARANI