TEMPO Interaktif, Jakarta - Produsen BlackBerry, Research In Motion (RIM), belum menyerah untuk bertarung di pasar tablet. Meskipun Playbook, komputer tablet milik RIM, terus berdarah-darah di pasar dalam menandingi raja tablet dari Apple Inc, iPad.
Belum lagi, Playbook mesti harus berhadapan dengan tablet generasi baru, Kindle Fire, dari Amazon.com. Kindle Fire yang diluncurkan Rabu lalu lebih kaya konten dengan harga hanya US$ 199 atau sekitar Rp 1,8 juta.
Situasi seperti itu membuat sejumlah kalangan sempat menganalisis: RIM akan segera menghentikan produksi Playbook. Salah satunya pada Kamis kemarin, analis industri semikonduktor dari Collins Stewart, John Vihn, menegaskan RIM telah menghentikan produksi peranti itu. "RIM ... mempertimbangkan untuk keluar dari pasar tablet," kata Vihn dalam analisisnya.
Namun RIM segera memberikan bantahan mengenai berita itu. Kabar penghentian produksi Playbook disebut sebagai isapan jempol belaka. "Kabar yang mengatakan BlackBerry menghentikan produksi Playbook adalah murni fiksi," kata juru bicara RIM, Marisa Conway, seperti yang ditulis kantor berita Reuters.
Conway mengatakan RIM tetap berkomitmen menggarap pasar tablet dan terus mengembangkan platform QNX di masa depan. QNX adalah sistem operasi yang digunakan oleh Playbook. Bahkan RIM mengaku akan meluncurkan peranti baru yang mereka sebut 'superphones' tahun depan. QNX akan menggantikan sistem operasi yang digunakan saat ini.
RIM hanya mampu menjual Playbook sebanyak 500 ribu selama enam pekan pada kuartal pertama tahun ini. Penjualan terus menurun di kuartal kedua, menjadi hanya 200 ribu unit. Akibatnya, sejumlah gerai memutuskan memotong harga penjualan Playbook.
REUTERS | IQBAL MUHTAROM