TEMPO Interaktif, Berlin — Jerman kembali menghidupkan masa depan mata uang Uni Eropa, euro, agar dapat bertahan dari krisis yang lebih luas setelah anggota parlemen negara dengan perekonomian terbesar di Benua Biru ini memberikan suara mayoritas untuk mendukung perluasan bantuan.
Pemungutan suara juga diperkuat koalisi kanan-tengah Kanselir Angela Merkel yang telah berjuang untuk memenangkan dukungan dari blok penentang. Dengan hasil ini, Jerman dapat meningkatkan kemampuannya menegoisasikan langkah baru untuk mengatasi krisis utang Eropa.
Investor dan para analis percaya bahwa langkah baru akan dibutuhkan di Eropa seperti memberikan keringangan utang bagi Yunani. Persetujuan dari parlemen ini memberikan ruang yang lebih luas bagi Jerman untuk tindakan yang diperlukan guna menghindari gejolak pasar yang lebih besar.
Kepala Bank Federasi Jerman (GBF), Michael Kemmer mengemukakan, dukungan dari Bundestag merupakan langlah penting guna menstabilkan zona Eropa. “Dengan ini, mereka telah menetapkan program yang mengarah keluar dari krisis utang,” paparnya.
Dengan dana 440 miliar euro (US$ 600 miliar) dapat membeli obligasi pemerintah dan meminjamkan uang ke bank pemerintah sebelum mereka mengalami krisis besar–besaran serta dapat merespon kegelisahan pasar lebih cepat.
Jerman menyumbang bagian terbesar dana talangan Eropa menjadi anggota Uni Eropa ke-13 yang mendukung ekspansi dana penyelamatan Eropa (EFSF). Siprus dan Estonia juga menyetujui usulan penyelamatan kawasan. Parlemen Austria juga diharapkan bisa meloloskan perluasan yang akan dilangsungkan hari ini.
Hambatan kemungkian akan terjadi di Slowakia karena pemerintah tidak akan cukup memperoleh dukungan dari perlemen untuk ekspansi dana.
Di Berlin, 523 anggota parlemen, Bundestag mendukung perluasan bantuan Jerman hingga 211 miliar euro dibandingkan dengan senilai 123 miliar euro. Delapan puluh menentang, serta tiga lainnya abstain.
“Itu adalah pernyataan yang kuat dari posisi Angela Markel. Dia memiliki dukungan yang kuat dari koalisi sehingga dia mampu bernegoisasi pada tingkat Eropa,” ujar Peter Altmeier, anggota parlemen dari Partai Demoktrat Kristen setelah hasil penghitungan suara diumumkan.
Hasil ini membuat pasar lebih tenang dan mata uang euro ditransaksikan lebih tinggi dari posisi sehari sebelumnya.
Yunani mendapat dana talangan agar terhindar dari default (gagal bayar utang) senilai 110 miliar euro (US$ 150 miliar) awal Mei 2010 sebelum didirikannya EFSF guna membantu negara lainnya yang juga mengalami kesulitan serupa.
Paket penyelamatan kedua yang direncanakan untuk Yunani tahun ini, termasuk partisipasi sukarela oleh pemegang obligasi swasta untuk menghapus 20 persen kepemilikan pada utang Yunani. Para ahli bahkan menyarankan seharusnya mereka menghapus utangnya sekitar 50 persen.
AP/VIVA B. KUSNANDAR