TEMPO Interaktif, Surabaya - PT Kereta Api Daerah Operasi VIII Surabaya, mulai 1 Oktober 2011, tak akan menjual tiket penumpang berdiri dari seluruh kereta api, baik untuk kelas ekonomi, bisnis, maupun eksekutif jarak jauh.
Penghentian ini, kata Kepala Humas PT Kereta Api Daerah Operasi VIII Surabaya, Sri Winarto, adalah upaya perusahaannya untuk memberikan pelayanan prima bagi pelanggan. "Sejak pukul 00.00 dini hari nanti, okupansi (tingkat isian) seluruh kereta 100 persen akan mulai diterapkan," katanya, Jumat, 30 September 2011.
Dengan okupansi 100 persen, berarti untuk kereta eksekutif dan bisnis hanya akan diisi sebanyak 50 penumpang per gerbong. Sedangkan kereta ekonomi diisi 100 orang per gerbong.
Beberapa kereta ekonomi jarak jauh yang diterapkan okupansi 100 persen, di antaranya kereta Kertajaya, Gayabaru, Matarmaja, Pasundan, Sritanjung, serta Logawa. Untuk kereta bisnis dan eksekutif, di antaranya kereta Gajayana dan Argo Bromo.
Selain pembatasan okupansi 100 persen, PT Kereta Api mulai besok juga menerapkan tarif pemesanan khusus kereta ekonomi jarak jauh. Semula, tiket ekonomi itu hanya bisa dibeli waktu keberangkatan, namun saat ini bisa dibeli sepekan sebelum keberangkatan. Sedangkan untuk kelas eksekutif dan bisnis, pemesanan tiket tetap bisa dilakukan sejak sebulan sebelum keberangkatan.
Sementara untuk kereta jarak menengah, masih diberikan toleransi okupansi 125 persen. Artinya, dari 100 jumlah tempat duduk kereta ekonomi, masih diberikan peluang tambahan sebanyak 25 penumpang. "Khusus kereta jarak dekat, seperti KA Komuter, juga akan kita batasi okupansi 100 persen," ujar Winarto.
Kereta Komuter ini di antaranya melayani Surabaya-Porong, Surabaya-Lamongan, dan Surabaya-Kertosono.
FATKHURROHMAN TAUFIQ