TEMPO Interaktif, Kediri - Peternak lele di Kabupaten Kediri, Jawa Timur, resah. Ikan lele peliharaannya terserang wabah penyakit misterius. Akibatnya, para peternak menderita kerugian hingga ratusan juta rupiah.
Serangan wabah penyakit ini terjadi di sentra pembibitan ikan lele di Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri, sejak satu pekan terakhir. Tanpa diketahui penyebabnya, ikan-ikan yang masih berusia 20 hari itu mati secara tiba-tiba. "Ini pagebluk (wabah penyakit) yang mengerikan," kata Yusuf Saputro, salah seorang peternak di Desa Bendo, Kecamatan Pare, Jumat, 30 September 2011.
Dalam sepekan, sebanyak 250 ribu ikan lele milik Yusuf mati. Bibit ikan yang berusia 20 hari itu tiba-tiba kehilangan nafsu makan. Selanjutnya, ikan tersebut berputar-putar dan mengambang. Jika sudah demikian, dipastikan ikan tersebut akan mati.
Kondisi ini dikeluhkan para peternak karena ikan-ikan tersebut mendekati masa panen. Bahkan para pengepul sudah bersiap melakukan panen dengan usia 35 hari.
Menurut Yusuf, upaya menyelamatkan ikannya telah dilakukan dengan maksimal. Di antaranya dengan memberikan obat tradisional berupa larutan kunyit. Karena tidak manjur, dia dan peternak lain memberikan antibiotik. "Ternyata tak membantu dan tetap mati," kata Yusuf.
Dia menduga, kondisi ini dipicu perubahan musim yang sangat ekstrem. Jika malam hari, cuaca di Kediri sangat dingin dengan embusan angin kencang. Sementara pada siang hari sengatan matahari sangat terik. Akibat kondisi ini, potensi kerugian setiap kolam mencapai 10 juta. Sementara wabah itu telah menyerang 150 peternak di kecamatan itu.
Dinas Peternakan Kabupaten Kediri melalui Kepala Bagian Humas Pemerintah Kabupaten Edhi Purwanto mengaku telah menerima laporan dari peternak. Saat ini petugas tengah menyelidiki wabah tersebut untuk menekan kerugian peternak. "Sentra ini mengirim ke Tulungagung, Lamongan, Kudus, dan Cepu," katanya.
HARI TRI WASONO