TEMPO Interaktif, Surakarta - Setelah diguncang bom bunuh diri pada Minggu, 25 September lalu, Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS) Kepunton di Kelurahan Tegalharjo, Kecamatan Jebres, Surakarta, hari ini sudah menyelenggarakan kebaktian seperti biasanya.
Pendeta Jonathan Jap Setiawan kepada wartawan mengatakan kebaktian berjalan lancar dan tidak terpengaruh kejadian sepekan sebelumnya. “Jemaat tidak berkurang. Bahkan sekilas malah tambah banyak,” jelasnya, Minggu, 2 Oktober 2011. Jadwal kebaktian adalah pukul 06.00 pagi, 09.00 pagi, dan 17.00 sore.
Saat khotbah, dia menyampaikan kepada jemaat bahwa kejadian yang menimpa Gereja Kepunton murni kriminal dan tidak ada kaitannya dengan persoalan agama. Menurutnya, itu adalah ulah segelintir orang yang tidak bertanggung jawab.
Sebagai langkah pengamanan, pihaknya berencana menambah jumlah CCTV di sekitar gereja. Saat ini, sudah ada 14 CCTV yang terpasang. “Kami juga akan memasang alat pendeteksi logam di pintu masuk,” terangnya.
Kepala Kepolisian Resor Kota Surakarta Komisaris Besar Listyo Sigit Prabowo mengatakan pihaknya menerjunkan 400 personel untuk mengamankan 50-an gereja di Surakarta. “Tiap gereja dijaga antara 5-10 personel,” katanya ketika ditemui di Gereja Kepunton.
Khusus untuk Gereja Kepunton, pihaknya mengerahkan satu peleton pasukan atau 30 personel dengan pola pengamanan terbuka dan tertutup. Pengamanan akan dilakukan selama jadwal kebaktian dari pagi sampai sore. “Kami belum tahu pengamanan akan dilakukan sampai kapan. Mungkin sampai beberapa pekan mendatang karena saat ini situasi di Solo masih berstatus waspada,” ujarnya.
Dia juga meminta kerja sama setiap pengurus gereja agar memberitahukan kepada kepolisian jika dirasa ada orang mencurigakan yang masuk ke dalam gereja. Hal ini untuk mengantisipasi kejadian serupa di Gereja Kepunton.
Salah seorang jemaat Gereja Kepunton, Liem Swie Han, 60 tahun, mengaku sebenarnya masih khawatir untuk ikut kebaktian. Apalagi saat peristiwa bom bunuh diri, dia juga ikut dalam kebaktian. “Masih ada rasa khawatir. Masih teringat suara ledakan keras bom,” katanya yang saat itu berada di lantai dua.
UKKY PRIMARTANTYO