Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Menangis Itu Sehat  

image-gnews
sxc.hu
sxc.hu
Iklan

TEMPO Interaktif, Bloomington - Setiap orang butuh menangis, bahkan pemain sepak bola sekalipun. Sebuah studi menunjukkan bahwa pemain sepak bola yang menganggap menangis sah-sah saja ketika kalah dalam sebuah pertandingan besar ternyata memiliki kepercayaan diri yang lebih tinggi ketimbang pemain gagah perkasa yang mengharamkan air mata.

Ilmuwan juga menemukan bahwa pemain yang memperlihatkan kasih sayang secara fisik terhadap anggota timnya jauh lebih bahagia. Ilmuwan dari Indiana University-Bloomington, Amerika Serikat, sengaja mempelajari bagaimana stereotip gender tentang menangis mempengaruhi pemain sepak bola, dan bagaimana keyakinan mereka terhadap emosi di lapangan mempengaruhi aspek lain dalam kehidupan mereka.

Studi dilakukan terhadap 150 pemain sepak bola dari dua universitas, National Collegiate Athletic Association Division II dan National Association of Intercollegiate Athletics. Para partisipan rata-rata berusia 19 tahun dan sebagian besar berkulit putih.

Mereka diminta membaca skenario tentang seorang pemain sepak bola bernama Jack yang menangis setelah bertanding. Mereka disodori empat pilihan akhir cerita itu, Jack menangis karena kalah, menangis bahagia karena menang, menangis tersedu-sedu setelah kalah, atau tersedu-sedu karena menang.

Para pelajar cenderung berpikir menangis setelah kalah bertanding adalah hal biasa dan wajar bagi seorang pemain sepak bola. Namun mereka tidak dapat menerima tangis tersedu-sedu sebagai reaksi yang wajar dalam situasi kalah. Pemain sepak bola juga mengatakan mereka pun bakal menangis tapi bukan tersedu-sedan bila berada dalam posisi Jack.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Studi itu juga memperlihatkan bahwa kelompok yang membaca cerita Jack menangis tersedu-sedu setelah kalah tanding menegaskan bahwa reaksi itu normal di kalangan pemain sepak bola daripada kelompok yang membaca cerita Jack tersedu-sedu setelah timnya menang.

"Pada 2009, media menghina Tim Tebow, quarterback tim University of Florida, karena menangis di pinggir lapangan setelah kalah," kata Y. Joel Wong, psikolog di Indiana University-Bloomington.

Wong mengatakan pemain sepak bola yang percaya tangisan Jack itu wajar memiliki rasa percaya diri lebih tinggi. "Sebaliknya, pemain yang yakin tangisan Jack itu tak wajar, tapi merasa bakal menangis jika berada dalam posisi Jack, memiliki kepercayaan diri yang rendah," kata Wong.

LIVESCIENCE | TJANDRA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

26 November 2023

Kepala Badan Riset Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko dalam diskusi Ngobrol @Tempo bertajuk
BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.


Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

19 Agustus 2023

 Presiden RI Joko Widodo menyampaikan sambutan saat menghadiri Muktamar XXIII Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) di Medan, Sumatra Utara, Sabtu 19 Agustus 2023. ANTARA/Gilang Galiartha
Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik


Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

15 Juni 2023

Presiden Joko Widodo menyampaikan pernyataan terkait Piala Dunia U-20, di Istana Merdeka, Selasa, 28 Maret 2023. YouTube/Sekretariat Presiden
Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.


Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

10 Desember 2022

Demonstran Anti Globalisasi berdemonstrasi menentang pertemuan World Economy Forum di Jenewa, (1/2).  AFP PHOTO / NICHOLAS RATZENBOECK
Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.


Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

3 Desember 2022

Tangkapan layar - Presiden Jokowi saat menghadiri Peringatan HUT ke 77 PGRI dan Hari Guru Nasional di Semarang, Jawa Tengah, Sabtu 3 Desember 2022. ANTARA/Indra Arief Pribadi)
Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi


Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

25 November 2022

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.


BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

10 November 2022

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyelenggarakan penganugerahan Habibie Prize 2022, yang bekerja sama dengan Yayasan SDM-IPTEK, pada Kamis, 10 November 2022. (Tangkapan layar YouTube/BRIN)
BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.


Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

4 November 2022

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.


Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

20 April 2022

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.
Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.


Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

20 April 2022

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia | Source foto: freepik
Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia