TEMPO Interaktif, Jakarta - Bulan November mendatang, Pemerintah Provinsi DKI akan mengembangkan sistem Bursa Kerja Online (BKOL). Diharapkan pengembangan sistem ini bisa meningkatkan jumlah tenaga kerja yang terserap di DKI, terutama untuk sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Selain itu, diharapkan juga bisa bersaing dengan sistem bursa kerja online yang sudah terlebih dahulu ada. "Karena selama ini bursa kerja terbukti efektif mengurangi angka pengangguran. Walau cukup disayangkan tahun ini tidak ada," kata Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi DKI Jakarta Deded Sukendar, Rabu, 12 Oktober 2011.
Menurut Deded, bursa kerja yang pernah dilakukan DKI selama dua hari bisa menyerap tenaga kerja hingga 3.500 orang. Jumlah ini diseleksi dari 7.200 orang yang ikut seleksi. "Ini terbukti bursa kerja lebih efektif menyerap tenaga kerja di DKI. Semoga bisa diadakan dua kali dalam setahun," kata dia.
Tak hanya bursa kerjanya, para pencari kerjanya pun bisa diberikan pelatihan di Balai Latihan Kerja Daerah (BLKD) dan Balai Latihan Kerja (BLK).
Penyerapan tenaga kerja ini, kata Deded, tidak difokuskan hanya untuk DKI Jakarta. Tetapi juga terbuka peluang kerja di provinsi lain dan luar negeri. "Kami juga ada program penempatan tenaga kerja secara formal di dalam dan luar negeri," kata dia.
Selain memperbaiki kualitas dan serapan kuantitas pencari kerja, Deded menambahkan, DKI juga berusaha mendorong usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Karena sekitar 75 persen investasi di DKI digerakkan oleh sektor non-fasilitas seperti UMKM ini. Di antaranya melalui penciptaan usaha mandiri, pembentukan wirausaha baru, dan teknologi tepat guna.
Data Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi mencatat ada 520 ribu pengangguran di Jakarta pada tahun 2011. Jumlah ini diklaim menurun dibanding 2010 yang mencapai 580 ribu pengangguran. "Dalam RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah), DKI setiap tahun diminta menurunkan angka pengangguran sebanyak satu persen," kata dia.
Sedangkan peluang kerja 2011 tersebar 146.349 sektor. Didominasi sektor industri makanan sebanyak 39.676 atau 25,56 persen, sektor perdagangan sebesar 25.006 atau 17,09 persen, serta sektor transportasi, gudang, dan telekomunikasi sebanyak 17.517 atau 11,9 persen.
Data penempatan tenaga kerja 2011 yang tercatat sampai dengan September sebanyak 153.777 orang. Dengan rincian penempatan sektor formal sebanyak 151.972 orang atau 98,82 persen pada 298 perusahaan. Sementara sektor informal sebanyak 1.809 orang atau 1,18 persen.
Sementara itu, jumlah penyerapan tenaga kerja pada 2010 mencapai sebanyak 449.671. Yang terdiri dari penempatan tenaga kerja sektor formal sebanyak 220.054 atau 49,94 persen dan penyerapan sektor informal melalui UKM, program Wira Usaha Baru (WUB), dan Teknologi Tepat Guna (TTG), sebanyak 229.617 atau 51,06 persen.
ARYANI KRISTANTI